Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Israel: Kami Tak Langgar Perjanjian Damai dengan Mesir
Israel mengklaim merampas kendali perbatasan harus dilakukan untuk memberantas Hamas tanpa melanggar perjanjian perdamaian dengan Mesir
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Israel: Kami Tak Langgar Perjanjian Damai dengan Mesir
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel pada Rabu (8/5/2024) mengklaim kalau pengambilalihan Penyeberangan Rafah di Jalur Gaza selatan oleh militernya tidak melanggar perjanjian damai dengan Mesir.
Dilansir Anadolu Agency, Israel sadar betul kalau pelaksanaan operasi militer di wilayah perbatasan adalah hal sensitif bagi Mesir.
Namun, Israel yakin kalau manuver mereka merampas kendali perbatasan adalah hal yang harus dilakukan untuk memberantas Hamas tanpa melanggar perjanjian perdamaian dengan Mesir.
Baca juga: Front Populer Pembebasan Palestina Incar Tentara Bayaran Eks-Pasukan Khusus AS di Perbatasan Rafah
“Israel menyadari sensitifnya operasi militer di dekat perbatasan Mesir. Kami menegaskan bahwa operasi ini tidak melanggar perjanjian perdamaian antara kedua negara,” Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan dalam pesan video di X.
“Operasi di Penyeberangan Rafah akan terus berlanjut hingga Hamas tersingkir, dan pembebasan sandera Israel,” tambahnya.
Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai pada tahun 1979 di mana Tel Aviv menarik diri dari Semenanjung Sinai dan kedua negara menormalisasi hubungan mereka.
Tentara Israel (IDF), pada Selasa, menguasai Jalur Penyeberangan Rafah di sisi Palestina di perbatasan dengan Mesir, yang merupakan jalur penting bagi bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung.
Mesir Cuma Bisa Marah
Langkah ini dilakukan satu hari setelah tentara IDF mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Rafah timur, sebuah langkah yang secara luas dipandang sebagai awal dari serangan Israel yang telah lama dikhawatirkan terhadap kota tersebut.
Rafah adalah rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi.
Mesir mengutuk kendali militer Israel di Penyeberangan Rafah sebagai “eskalasi berbahaya” yang membahayakan keselamatan lebih dari satu juta warga Palestina.
Namun Kairo tidak merinci apakah tindakan Israel tersebut merupakan pelanggaran terhadap perjanjian damai dengan Israel.
Israel telah melancarkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Namun, sejak saat itu, media IsraelHaaretz mengungkap kalau helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, justru membunuh banyak dari 1.139 tentara IDF dan warga sipil mereka sendiri yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh milisi Perlawanan Palestina.