Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Israel: Kami Tak Langgar Perjanjian Damai dengan Mesir
Israel mengklaim merampas kendali perbatasan harus dilakukan untuk memberantas Hamas tanpa melanggar perjanjian perdamaian dengan Mesir
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
“Mereka menegaskan dengan sangat jelas bahwa ini hanya akan menjadi penangguhan… dan mereka tidak ingin melakukan konfrontasi besar-besaran dengan Israel, karena hal itu akan membuka peluang lain bagi mereka,” kata Siaci.
Jika Mesir tidak bertindak, berarti mereka membiarkan Israel mengambil alih sebagian wilayah Mesir, yang lagi-lagi merupakan pelanggaran hukum nasional, tambahnya.
Jurnalis Ahmed Maher yakin Mesir dan Israel “dapat mengoordinasikan kondisi politik penyeberangan perbatasan selama tujuan keamanan nasional terpenuhi.”
“Yang pasti saat ini kawasan tersebut bukan lagi kawasan tiga perbatasan antara Mesir, Hamas, dan Israel seperti dulu sejak tahun 2007. Saat ini, kawasan tersebut hanya menjadi kawasan dua perbatasan antara Mesir dan Israel,” ujarnya kepada Anadolu.
Mohyeldeen, sebaliknya, berpendapat akan ada reaksi dari Mesir “dan itu akan segera terjadi.”
Tanggapan masyarakat “sangat marah” dan Kementerian Luar Negeri Mesir telah mengeluarkan dua pernyataan resmi, yang tidak normal, ujarnya.
Gaza Secara Efektif Terputus dari Dunia Luar, Negara Internasional Pura Buta dan Pura Tuli
Pengambilalihan kendali Israel atas perbatasan Rafah dan pindah ke Koridor Philadelphi adalah sebuah “pengubah permainan,” tidak hanya secara militer dan politik, tetapi juga dari “sudut pandang kemanusiaan,” kata Siaci.
“Hal ini penting karena Gaza secara efektif terputus dari dunia luar,” tegasnya. “Ini adalah satu-satunya jalan keluar bagi orang-orang yang sakit, bagi orang-orang yang membutuhkan pengobatan, bagi orang-orang yang membutuhkan makanan… dan mereka secara efektif terputus dari dunia luar.”
Dia mengatakan sangat mengerikan melihat semua ini terjadi “yang membuat komunitas internasional diam dan memekakkan telinga (pura buta dan pura tuli).”
Analis geopolitik Ahmed Maher memperingatkan bahwa langkah terbaru Israel telah menambah bahaya dalam perang yang menghancurkan di Gaza.
“Penyeberangan (Rafah), yang merupakan jalur kehidupan bagi warga Palestina di Gaza, digunakan sebagai alat politik oleh tentara Israel,” katanya kepada Anadolu.
“Kebijakan ini bisa jadi sama saja dengan hukuman kolektif terhadap warga sipil, dan khususnya non-kombatan, karena mereka selalu menjadi pihak terlemah dan menjadi sasaran langsung perang ini.”
(oln/memo/anadolu/*)