Kendaraan WHO Diserang Israel, Tewaskan Staf Keamanan dan Seorang Pekerja Asing Alami Luka Berat
Israel kembali melancarkan serangan terhadap kendaraan WHO yang berada di Rafah.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali melancarkan serangan terhadap kendaraan WHO yang berada di Rafah.
"Sebuah kendaraan WHO mendapat serangan dari pasukan Israel di Rafah timur," kata sumber medis.
Akibat tembakan Israel, seorang pengemudi yang merupakan pegawai WHO meninggal dunia.
Sementara seorang pegawai asing harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka berat.
"Pekerja asing yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Eropa di kota Khan Younis di Gaza selatan untuk mendapatkan perawatan medis," tambahnya.
Hingga saat ini, tentara Israel tidak memberikan tanggapan apa pun soal insiden ini.
Mengetahui insiden tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Senin mengutuk semua serangan terhadap personel PBB.
Wakil juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan, para staf yang berada di mobil tersebut diketahui sedang melakukan perjalanan ke rumah sakit.
“Sekretaris Jenderal sangat sedih mengetahui kematian anggota staf Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB (DSS) dan cederanya staf DSS lainnya ketika kendaraan PBB mereka ditabrak saat mereka melakukan perjalanan ke Rumah Sakit Eropa di Rafah pagi ini. ," kata Haq pada konferensi pers, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Ia menyerukan penyelidikan penuh akibat insiden ini.
"Guterres mengutuk semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut," tambah Haq.
PBB Prihatin atas Kurangnya Perlindungan bagi Pekerja Bantuan
Baca juga: WHO Ingatkan Dampak Mengerikan yang Akan Terjadi akibat Serangan Israel ke Rafah
Pada hari yang sama, Haq mengatakan pihaknya sangat prihatin atas kurangnya perlindungan dan keselamatan bagi para pekerja bantuan di Gaza.
“Kami masih sangat prihatin dengan kurangnya perlindungan bagi warga sipil dan kurangnya keamanan dalam operasi kemanusiaan," jelasnya.
Menurutnya, warga sipil dan pekerja bantuan harus mendapatkan perlindungan penuh.