Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Hal di Balik Remuknya Israel di Jabalia: IDF Salahkan Politisi, Qassam Kini Kuasai Jurus Hizbullah

Para petempur Hamas akan menghabiskan waktu berhari-hari menunggu, bertahan tanpa makanan atau tidur yang cukup demi muncul di balik pasukan Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in 3 Hal di Balik Remuknya Israel di Jabalia: IDF Salahkan Politisi, Qassam Kini Kuasai Jurus Hizbullah
khaberni/HO
Barisan tank Merkava Israel tampak hangus hasil pertempuran sengit di Jalur Gaza melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas Cs. Di Jabalia, Gaza Utara, Israel juga dilaporkan mengalami kerugian personel dan peralatan tempur yang signifikan dalam sepekan terakhir, termasuk Kamis (16/5/2024). 

Belakangan, Menteri Kebudayaan dan Olahraga, Miki Zohar, mengatakan bahwa Israel akan mengatur sendiri Jalur Gaza secara militer, bukan secara sipil, sebagai sebuah rencana 'the day after war'.

Seperti diketahui, IDF harus kembali ke tempat-tempat yang sebelumnya mereka klaim sudah ditaklukkan seperti Jabaliya dan Zaytoun karena indikasi kalau kelompok Hamas telah muncul kembali sejak kekuatan utama serangan Israel bergeser ke selatan Jalur Gaza.

Beberapa kritikus strategi perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyalahkan keharusan tentara IDF untuk kembali ke Gaza utara karena ketidakmampuan pemerintahannya untuk menentukan pihak mana yang akan menggantikan Hamas sebagai otoritas sipil di Gaza.

“Tidak ada keraguan bahwa alternatif pemerintah selain Hamas akan menciptakan tekanan terhadap Hamas, tapi itu adalah pertanyaan bagi eselon politik,” kata juru bicara militer IDF, Daniel Hagari pada Selasa ketika menjawab sebuah pertanyaan.

Pernyataan itu juga menandakan ketidaksinkronan rencana dari militer dan politisi pengambil keputusan Israel dalam perang di Gaza, utamanya di Jabalia.

Hal yang lebih menakutkan bagi personel di lapangan, kendali strategi militer IDF masih sangat tergantung oleh politisi.

Seorang petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menembakkan roket anti-tank ke arah pasukan Israel. Pada Minggu (12/5/2024) terjadi tiga pertempuran sengit di tiga front Jalur Gaza yaitu, Jabalia dan Zaytoun, Gaza Utara, serta Rafah, Gaza Selatan. IDF mengakui ada 50 pasukannya yang terluka dalam satu hari pertempuran tersebut.
Seorang petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menembakkan roket anti-tank ke arah pasukan Israel. Pada Minggu (12/5/2024) terjadi tiga pertempuran sengit di tiga front Jalur Gaza yaitu, Jabalia dan Zaytoun, Gaza Utara, serta Rafah, Gaza Selatan. IDF mengakui ada 50 pasukannya yang terluka dalam satu hari pertempuran tersebut. (khaberni/HO)

Sifat Pertempuran Berubah, Perlawanan Ganti Taktik

Ulasan dari PC menyebut, apa yang terjadi di Jabalia adalah perubahan taktik di pihak Perlawanan yang mengubah sifat pertempuran di Gaza secara keseluruhan.

Berita Rekomendasi

Perkembangan terkini dalam perang Israel di Gaza menunjukkan kalau pertempuran kini kembali ke titik nol meski Israel sudah membombardir Gaza secara terus-menerus tanpa henti selama 222 hari terakhir.

Titik nol yang dimaksud bisa diartikan, perlawanan yang dihadapi Israel saat ini sama kerasnya seperti saat mereka menginvasi Gaza pertama kali pada 7 Oktober.

Maknanya, miliaran dolar amunisi yang digelontorkan Israel tidak berarti apa-apa kecuali kehancuran Gaza tanpa bisa menumpas milisi perlawanannya, satu di antara misi Israel dalam perang yang hingga kini belum juga tercapai. 

"Assesment ini adalah hasil dari laporan yang diterbitkan di media Israel, mengutip pejabat militer Israel yang mengatakan bahwa Hamas telah berkumpul kembali di Gaza utara, sebuah wilayah yang seharusnya ditundukkan oleh tentara Israel pada bulan-bulan awal perang," kata laporan PC.

Namun, pertempuran yang terjadi di Jabalia sepakan belakangan menunjukkan bahwa Hamas dan kelompok perlawanan lainnya mungkin telah melakukan lebih dari sekadar berkumpul kembali.

Berita dari medan perang, yang sering kali didokumentasikan oleh Perlawanan di Gaza, menunjukkan bahwa tentara Israel lebih lemah dari sebelumnya, dan Perlawanan Palestina lebih unggul di semua lini.

Baca juga: Rencana Israel Invasi Rafah Kacau-balau, Hamas Cs Paksa Divisi IDF Pontang-panting di Gaza Utara

Pasukan Israel (IDF) melakukan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara, 14 Mei 2024. Operasi IDF di Jabalia mendapat perlawanan sengit Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas.
Pasukan Israel (IDF) melakukan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara, 14 Mei 2024. Operasi IDF di Jabalia mendapat perlawanan sengit Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. (Emanuel Fabian/Times of Israel)

Sebelumnya pada hari Rabu, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan pihaknya membunuh 12 tentara Israel dari jarak jauh dalam pertempuran Jabaliya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas