Prabowo Terima Zayed Medal, Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-UEA Diprediksi Bakal Cerah
gaya komunikasi pemerintah Indonesia juga berbeda dengan kepala-kepala negara dari Amerika maupun Eropa
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Prabowo Terima Zayed Medal, Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-UEA Diprediksi Bakal Cerah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Hubungan Internasional (HI) Teuku Rezasyah menanggapi perihal penganugerahan ‘Zayed Medal’ dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohammad bin Zayed Al Nahyan (MBZ) kepada Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang juga presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Menurut Teuku Rezasyah, selain ketulusan hati dari Prabowo Subianto, pemerintah UEA juga melihat ada jaminan kerjasama yang berkelanjutan antara pemerintah Indonesia yang baru dengan UEA.
Apalagi, Prabowo-Gibran memastikan akan melanjutkan kerja-kerja Presiden Joko Widodo alias Jokowi ke depan.
Baca juga: Prabowo Merasa Sangat Terhormat Presiden Mohamed Bin Zayed Telepon Langsung Sampaikan Ucapan Selamat
“Saya perhatikan Pak Prabowo ini sangat mengerti upaya melanjutkan pencapaian terbaik Pak Jokowi tapi beliau ingin maju lebih lanjut. Ini menunjukkan bahwa ada jaminan bagi pihak Uni Emirat Arab bahwa pembangunan yang selama ini dilaksanakan di Indonesia itu akan tetap berlanjut, akan sangat penting bagi Indonesia dan kami terbuka buat kerja sama lebih lanjut,” katanya kepada wartawan Jumat (17/5/2024).
Dosen Ilmu Hubungan Internasional itu menilai, gaya komunikasi pemerintah Indonesia juga berbeda dengan kepala-kepala negara dari Amerika maupun Eropa, di mana para kepala negara ini lebih mengandalkan konsultan mereka dan banyak membicarakan masalah terkait dengan Israel.
Sementara Indonesia lebih mengutamakan kerjasama percepatan ekonomi dan budaya.
“Ini jarang dilakukan oleh orang-orang Barat, orang-orang Eropa Amerika kan datangnya misalnya komunikasi lewat konsultan ya kemudian jarang mereka datang ke sana kalau pun datang ke sana omongannya kan selalu upaya misalnya membackup Israel kan, kemudian terjebak dalam rivalitas Syiah Sunni,” ujarnya.
“Tapi Pak Prabowo kan nggak bicara soal itu, yang beliau bicarakan pure ekonomi corporation, kemudian hubungan baik antar budaya, antar peradaban sesama dan ini sangat dihargai oleh pihak Uni Emirat Arab tersebut,” imbuhnya.
Teuku Rezasyah mengatakan, kunjungan Prabowo dan Gibran ke UEA menjadi langkah awal yang baik menuju pelantikan mereka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Oktober 2024 mendatang.
Terlebih pemerintah UEA sudah beberapa kali menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia sebelumnya.
“Saya pikir iya karena Pak Prabowo ini benar-benar efisien dan efektif dengan waktu sekarang tinggal 5,5 bulan sebelum beliau pelantikan sudah ada gerakan-gerakan yang menjanjikan dari beliau, memang ini kan menunjukkan komitmen. Kalau dengan Arab itu pertama anda harus membuktikan bahwa anda itu tulus dan anda harus datang sendiri dan beliau sudah buktikan itu,“ ucapnya.
Teuku Rezasyah juga menyarankan agar ke depan Prabowo Subianto aktif dalam forum-forum internasional, baik itu KTT hingga kegiatan PBB untuk menghalangi kekuatan, baik itu kekuatan keamanan maupun penguatan ekonomi.
“Untuk itu saya pikir Pak Prabowo hendaknya banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan multilateral, misalnya di KTT beliau harus datang. Kalau Pak Jokowi kemarin banyak pilih-pilih kan dan pak Jokowi tidak membuka diri untuk konferensi pers, saya berharap Pak Prabowo ini datang ke kegiatan multilateral bahkan kegiatan PBB,” harapnya.
Diketahui, penghargaan Zayed Medal itu diberikan atas ketulusan upaya Prabowo yang mempererat hubungan dua negara.
"Yang Mulia Syeikh Muhammad bin Zayed Al Nahyan menganugerahkan 'Zayed Medal' kepada Yang Mulia Prabowo Subianto," tulis Kantor Berita Resmi UAE, Wakalat Anba'a al Emarat (WAM), dikutip Jumat (17/5/2024).
Berdasarkan pantauan di Wikipedia, Prabowo menjadi satu-satunya pemimpin Indonesia yang menjadi penerima Zayed Medal, menandai sejarah baru bagi RI.
Berikut adalah daftar pemimpin dunia yang menjadi penerima Zayed Medal dari masa ke masa:
1. Kaisar Jepang Naruhito
2. Sepp Blatter
3. Mantan Presiden Senegal, Abdoulaye Wade
4. Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani
5. Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa
6. Mantan Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabahl
7. Mantan Presiden Pakitan, Pervez Musharraf
8. Emir Kuwait, Sheikh Nawaf Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah
9. Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh
10. Mantan Presiden Turkmenistan, Gurbanguly Berdimuhamedow
11. Presiden Rusia, Vladimir Putin
12. Sheikh Mohammed bin Marhoon Al Maamari, Oman
13. Mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush
14. Presiden Suriah, Bashar al-Assad
15. Mantan Presiden Lebanon, Michel Suleiman
16. Mantan Presiden Kazakstan, Nursultan Nazarbayev
17. Mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel
18. Ratu Inggris Elizabeth II
19. Mantan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak
20. Wakil Presiden, Perdana Menteri dan Penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum
21. Pemimpin Sharjah, Sultan bin Muhammad Al-Qasimi
22. Raja Maroko, Mohammed VI
23. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud
24. Abdul Raziq bin Abdul Qadir Al Shahourzi
25. Qasim bin Mohammed Ibrahim Al Ma’aeeni
26. Mantan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Murray McCully
27. Presiden China, Xi Jinping
28. Mantan Presiden Ethiopia, Abiy Ahmed
29. Presiden Eritrean, Isaias Afwerki
30. Pendeta Katolik Koptik, Yoannis Lahzi Gaid
31. Perdana Menteri India, Narendra Modi
32. Diplomat India, Navdeep Singh Suri
33. Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi
34. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud
35. Presiden Prancis, Emmanuel Macron
36. Sultan Oman, Haitham bin Tariq
37. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan
38. Raja Yordania, Abdullah II
39. Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto