Singapore Airlines Konfirmasi 1 Penumpang SQ321 Boeing 777 300ER Tewas Akibat Turbulensi Parah
Akibat dari insiden turbulensi parah tersebut, pilot Singapore Airlines memutuskan mengalihkan pendaratan atau divert ke Bangkok, Thailand.
Penulis: Choirul Arifin
Barang-barang kecil milik penumpang berserakan di lantai. Sejumlah penumpang berteriak dan menjerit. Ada juga yang terlihat berdoa.
Singapore Airlines menyatakan, terkait insiden ini pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang Thailand untuk memberikan bantuan medis kepada penumpang, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan.
Pihak berwenang Thailand telah mengirim ambulans dan tim darurat ke Bandara Suvarnabhumi.
Menteri Transportasi Singapura Chee Hong Tat mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan kepada penumpang dan keluarganya.
“Saya sangat sedih mengetahui kejadian di dalam pesawat Singapore Airlines SQ321 dari London Heathrow ke Singapura,” tulisnya dalam pernyataan di Facebook.
“Cedera akibat turbulensi parah relatif jarang terjadi pada jutaan penerbangan yang dioperasikan. Namun, turbulensi parah bisa menjadi dramatis dan menyebabkan cedera parah atau, sayangnya, dalam kasus ini kematian," kata John Strickland, pakar penerbangan umum, kepada BBC.
Awak penerbangan mempunyai sumber daya untuk memprediksi turbulensi, meskipun beberapa wilayah di dunia lebih rentan terhadapnya. Mereka juga dilatih tentang cara merespons turbulensi, kata Strickland.
“Bukan tanpa alasan maskapai penerbangan merekomendasikan agar sabuk pengaman tetap longgar selama penerbangan, baik jangka panjang maupun pendek,” tambahnya.