AS Merundingkan Pembukaan Kembali Penyeberangan Rafah di Bawah Kendali Uni Eropa
AS merundingkan pembukaan kembali penyeberangan Rafah di bawah kendali Uni Eropa.
Penulis: Muhammad Barir
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa “kehadiran militer Israel di pinggiran penyeberangan Rafah dan operasi militer menempatkan konvoi bantuan dan pengemudi truk dalam bahaya.”
Pada hari Rabu, Mesir mengancam akan menarik diri dari perundingan untuk membuka kembali penyeberangan karena “adanya keraguan mengenai perannya.”
Pengambilalihan Rafah oleh militer dan pendudukan sebagian koridor Philadelphi, yang membentang di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza, merupakan pelanggaran terhadap perjanjian perdamaian Camp David tahun 1979 antara Israel dan Mesir.
Pada awal perang pada tanggal 7 Oktober, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bersumpah untuk memblokir semua makanan, air, dan listrik memasuki Gaza.
Sejak saat itu, pasukan Israel sangat membatasi bantuan yang sampai ke Gaza, sehingga menyebabkan kekurangan pangan yang parah di seluruh Gaza dan kelaparan di beberapa bagian Jalur Gaza.
Pasukan Israel telah membunuh banyak pekerja bantuan dan polisi yang membawa makanan ke Gaza dalam konvoi truk.
Pada bulan Desember, Human Rights Watch mengatakan “pemerintah Israel menggunakan kelaparan warga sipil sebagai metode peperangan di Jalur Gaza, yang merupakan kejahatan perang.”
Pada bulan Mei, kepala Program Pangan Dunia PBB, Cindy McCain, mengatakan bahwa Gaza bagian utara telah memasuki “kelaparan besar-besaran.”
McCain mengatakan pembatasan ketat yang dilakukan Israel terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza “telah mendorong warga sipil di bagian paling terpencil dan paling hancur di Gaza ke jurang kehancuran. Kelaparan kini bergerak ke selatan di Gaza.”
(Sumber: The Cradle)