Anggota Parlemen Prancis Kibarkan Bendera Palestina, Ada Anggota Parlemen Lain Terlibat Adu Mulut
Anggota parlemen Prancis ada yang mengibarkan Bendera Palestina, sementara itu, dalam momen lain, ada anggota parlemen Prancis lainnya terlibat cekcok
Penulis: Muhammad Barir
Meyer Habib kemudian menyebut pernyataan Guiraud sebagai antisemit.
Guiraud mengatakan komentarnya dimotivasi oleh pernyataan Habib di masa lalu yang menyebut penduduk di Gaza sebagai "kanker.”
LFI sebagai sebuah gerakan dan Meyer secara individu telah menjadi pusat perdebatan Perancis seputar Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan perang Israel setelahnya.
Gerakan sayap kiri memusatkan kampanye pemilu Uni Eropa di sekitar Gaza, berulang kali menuduh Israel melakukan “genosida.”
Meyer, di sisi lain, tetap menjadi pendukung vokal Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mengkritik seruan Perancis untuk melakukan gencatan senjata.
Serangan mematikan Israel terhadap tenda kamp di zona evakuasi Rafah barat selama akhir pekan yang dilaporkan menewaskan hampir 50 pengungsi Palestina telah memicu demonstrasi di Prancis, dengan ribuan pengunjuk rasa berkumpul di jalan-jalan Paris pada hari Senin dan Selasa.
Prancis Siap Mengakui Negara Palestina Merdeka, tapi Begini Kata Presiden Prancis Emmanuel Macron
Prancis akan mengakui Negara Palestina, namun Kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, pengakuan Prancis itu akan dilakukan pada saat yang tepat.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan ‘sepenuhnya siap’ untuk mengakui negara Palestina, tetapi pada ‘momen yang tepat’.
Emmanuel Macron menyebut situasi di Rafah mengerikan, Dia mendesak gencatan senjata, mengatakan ‘operasi harus dihentikan di Rafah’
Presiden Perancis pada hari Selasa mengatakan bahwa dia sepenuhnya siap untuk mengakui negara Palestina, namun pengakuan tersebut harus dilakukan pada “momen yang bermanfaat.”
“Tidak ada hal yang tabu bagi Prancis, dan saya benar-benar siap untuk mengakui negara Palestina"
"Saya pikir pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat,” kata Emmanuel Macron pada konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Jerman.
Dia menekankan perlunya proses politik untuk memberikan hasil yang bermanfaat dan berkata: “Saya tidak akan melakukan pengakuan emosional.”
Macron bersumpah bahwa tidak ada standar ganda mengenai penderitaan warga sipil dalam konflik di berbagai belahan dunia.