Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Mitra Israel Jadi Korban Amukan Houthi, Ditembak Rudal Ghadr Nyaris Tenggelam di Laut Merah

Dalam 24 jam terakhir Houthi setidaknya sudah menargetkan enam kapal sekutu Israel diantaranya kapal curah Laax berbendera Marshall, dan lainnya.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kapal Mitra Israel Jadi Korban Amukan Houthi, Ditembak Rudal Ghadr Nyaris Tenggelam di Laut Merah
AFP
Ilustrasi. Dalam 24 jam terakhir Houthi setidaknya sudah menargetkan enam kapal sekutu Israel diantaranya kapal curah Laax berbendera Marshall, kapal Morea and Sealady yang melintas di Laut Merah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, YAMAN - Milisi Houthi Yaman kembali melancarkan serangan terhadap kapal- kapal mitra Israel yang berlayar di perairan Laut Merah.

Melansir dari Presstv, dalam 24 jam terakhir Houthi setidaknya sudah menargetkan enam kapal sekutu Israel diantaranya kapal curah Laax berbendera Marshall, kapal Morea and Sealady yang melintas di Laut Merah.

Kemudian kapal Alba serta Maersk Hartford yang di rudal di Laut Arab, terakhir kapal Minerva Antonia yang menjadi sasaran tembakan saat melintas di Mediterania.

Adapun aksi penyerangan ini dikonfirmasi langsung oleh juru bicara militer Ansarullah Houthi, Yahya Saree.

Baca juga: Lagi, Drone MQ-9 Supermahal AS Seharga Setengah Triliun Rontok Kena Rudal Houthi

Dalam keterangan resminya Saree menyebut serangkaian serangan ini dilakukan Houthi sebagai bentuk balasan atas pembantaian mengerikan yang dilakukan militer Israel, membakar 45 warga sipil Palestina yang ada di kamp Rafah.

Belum diketahui apakah serangan Houthi telah menimbulkan korban jiwa, namun menurut laporan Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), kapal tanker Laax, milik Yunani berbendera Kepulauan Marshall itu bocor dan nyaris tenggelam karena kemasukan air di usai dihantam rudal Ghadr.

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu perusahaan keamanan kapal LSS-SAPU mengatakan kapal kargo yang mengangkut gandum itu masih bisa berlayar ke tujuan meski terdapat lubang menganga di bagian ruang kargo.

"Kapal tersebut mengalami kerusakan, namun kapal bisa melanjutkan ke tujuan dengan kecepatan normal," ujar juru bicara LSS-SAPU.

Serangan seperti ini bukan kali pertama yang ditembakan Houthi, sejak November lalu tepatnya setelah Israel melakukan operasi militer ke Palestina, Houthi milisi sayap kanan Iran mulai aktif membombardir rudal ke kapal – kapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.

Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.

Houthi menyebut angkah ini sebagai kampanye solidaritas untuk Palestina dan menentang perang Israel di Gaza.

Tak tangung -tanggung untuk meningkatkan kekuatan tempur pasukan militer Iran baru-baru ini memperkenalkan senjata tempur baru yang merupakan versi upgrade dari sistem pertahanan udara jarak jauh Bavar-373 yang bisa menyematkan elemen rudal rudal Sayyad series yang menjadi ujung tombak eksekutor.

Kapal Mitra Israel Boncos

Selain menyebabkan kerusakan, serangan rudal yang dilakukan Houthi juga telah berhasil membuat kapal sekutu Israel yakni AS dan Inggris boncos, lantaran harus menanggung lonjakan biaya premi atau asuransi yang naik mencapai 50 persen.

Lonjakan tarif terjadi usai angkatan bersenjata Houthi Yaman terus menargetkan ketiga kapal itu, alasan ini yang membuat perusahaan asuransi menjatuhkan tarif premi lebih mahal mencapai ratusan ribu dolar AS untuk kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan AS, Inggris, dan Israel.

“Kapal yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat, Inggris, atau Israel akan dikenakan tarif yang lebih tinggi sekitar 20 hingga 50 persen, lebih banyak dibandingkan kapal lain yang berlayar di Laut Merah,” jelas David Smith, kepala broker asuransi McGill and Partners dikutip dari Almayadeen.

“Langkah ini diambil untuk menghindarkan diri dari ancaman kerugian akibat perusahaan harus mengcover bisnis yang resikonya sangat tinggi,” imbuh Smith.

Selain itu imbas serangan Houthi banyak perusahaan Israel, Amerika dan Inggris yang kini mulai menunda aktivitas perdagangan hingga berimbas pada lesunya nilai ekspor dan impor.

Belum diketahui secara pasti kapan ketegangan ini mereda, namun para analis menilai, apabila perubahan jalur terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat memukul ketiga ekonomi negara diatas yang saat ini tengah berada di jurang resesi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas