Mantan Menteri Israel Ragukan Kemampuan Negaranya: Kami Gagal Menaklukkan 'Musuh Terlemah' di Gaza
Mantan menteri Israel meragukan kemampuan negaranya dalam melawan perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mengebom wilayah Bir Sabi', Sderot, dan menduduki Asqalan sekaligus menghadapi pasukan Israel yang putus asa di Rafah," urainya.
Abu Hamzah mendesak Israel untuk secepat mungkin menarik pasukannya dari Jalur Gaza jika ingin membebaskan para sandera.
Ia pun menegaskan, apabila Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Al-Quds menjamin akan memukul mundur anggota IDF hingga meninggalkan wilayah kantong itu dengan rasa malu.
"Satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali tawanan Anda adalah dengan menarik diri dari Gaza, melakukan kesepakatan pertukaran, dan mengakhiri agresi," kata Abu Hamzah.
"(Apabila serangan berlanjut) di masa yang akan datang, akan memaksa musuh (pasukan Israel) meninggalkan Gaza dengan rasa malu," tegasnya.
Serangan Israel di Rafah Picu Protes Global
Israel diketahui tengah menghadapi kecaman paling keras setelah serangan mematikan terhadap kamp-kamp pengungsi di Rafah pada Minggu (26/5/2024) dan Selasa (28/5/2024).
Baca juga: 17 Negara Larang Warga Israel Masuk Wilayah Mereka, Murka atas Genosida di Gaza
Serangan yang menewaskan puluhan warga sipil Palestina yang mengungsi itu memicu kemarahan dunia.
Seperti yang terjadi di Australia, ribuan orang memblokir persimpangan utama di Melbourne.
Mereka mengatakan "kota ini menjadi saksi atas apa yang terjadi di Gaza."
Dikutip dari Al Mayadeen, para pengunjuk rasa juga menyalakan suar dan melambaikan rudal serta drone tiruan, sedangkan sebagian dari pengunjuk rasa berbaring di tanah, tergeletak seperti martir.
Selain itu, Kota Karachi di Pakistan menjadi lokasi "Gaza Million March" yang dihadiri para pengunjuk rasa untuk menyatakan solidaritas mereka terhadap Gaza.
Di Meksiko, pengunjuk rasa terus melakukan aksi protes di luar Kedutaan Israel dan Amerika Serikat (AS) di Mexico City.
Aksi pro-Palestina juga diketahui terjadi di California; Manchester, Inggris; Seoul, Korea Selatan; hingga Dusseldorf, Jerman.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)