Profil Claudia Sheinbaum, Ukir Sejarah Sebagai Presiden Perempuan Pertama Meksiko
Claudia Sheinbaum terpilih sebagai Presiden Meksiko pada pemilu, Minggu (2/6/2024) waktu setempat.
Penulis: Hasanudin Aco
Transisinya ke karir politik berada di bawah naungan Lopez Obrador, mantan Presiden Meksiko.
Dalam video kampanye yang menceritakan kehidupannya, Sheinbaum menjelaskan bahwa dia dan Lopez Obrador sering berpartisipasi dalam protes dan kerja aktivis yang sama.
Namun baru pada tahun 2000, seminggu setelah dia terpilih sebagai walikota Mexico City, dia secara resmi diperkenalkan kepadanya. Saat pertemuan di rumahnya.
Setelah itu, Lopez Obrador menelepon Sheinbaum dengan sebuah tawaran.
“Dia mengatakan kepada saya, 'Apakah Anda ingin menjadi sekretaris lingkungan hidup?' Saya mengatakan kepadanya 'ya'.”
Dalam beberapa dekade setelahnya, ia berkampanye atas nama Lopez Obrador, sambil menempa karir akademis dan politiknya sendiri, termasuk sebagai walikota Tlalpan.
Pada tahun 2018, ia menjadi perempuan pertama yang terpilih untuk memimpin Mexico City, sebuah posisi penting yang sering dianggap sebagai landasan bagi pencalonan presiden di masa depan.
Dia mengundurkan diri dari jabatannya pada Juni 2023 untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari partainya.
Sebuah misteri
Sheinbaum berjuang untuk membangun identitasnya dalam kampanye ini saat berada di bawah pengaruh AMLO.
Ketika mencoba meyakinkan masyarakat Meksiko untuk memilihnya, dia tetap berpegang teguh pada kebijakan-kebijakannya, sambil juga berusaha menegaskan individualitasnya. Bagi banyak orang, presiden perempuan pertama Meksiko masih menjadi misteri.
“Ini rumit,” Juan Pablo Micozzi, seorang profesor ilmu politik di Institut Teknologi Otonomi Meksiko (ITAM), mengatakan kepada Al Jazeera.
“Perjalanan politiknya secara praktis merupakan keselarasan tanpa syarat dengan AMLO… Jadi, sangat sulit bagi saya untuk memahami apa yang akan dilakukan Claudia pada hari pertama tanpa AMLO yang memimpin,” tambah Micozzi.