Israel Utara Hangus Terbakar Rudal Hizbullah, 2 Kali Lipat Rugi Besar Dibanding Perang Tahun 2006
Puluhan hektar Israel utara hangus terbakar rudal Hizbullah. Jumlah ini 2 kali lipat lebih besar dibanding kerugian perang tahun 2006 dan 2017.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Wilayah Israel Utara (CACAL) mengatakan kerugian akibat pawai rudal Hizbullah Lebanon mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan perang Israel-Hizbullah pada tahun 2006 dan 2017.
Baru-baru ini, peluncuran rudal dan drone Hizbullah dari Lebanon menyebabkan kebakaran yang sangat luas di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
"Sejak awal perang, banyak hutan di utara telah terkena dampak yang lebih parah dibandingkan dengan perang Israel di Lebanon pada tahun 2006. Ya, ribuan dunum telah terbakar di berbagai lokasi," kata presiden CACAL, Selasa (4/6/2024) jelang tengah malam.
"Ini merupakan kerusakan yang signifikan sebesar sekitar 14 ribu dunum (1400 hektar), dibandingkan dengan tujuh ribu dunum (700 hektar), selama perang di Lebanon pada tahun 2006," lanjutnya.
Perkiraan CACAL menunjukkan bahwa kerusakan akan semakin meningkat.
“Setelah hampir 48 jam di mana pemadam kebakaran mengendalikan kebakaran besar di utara, lokasi pusat kebakaran mulai terkontrol," kata Otoritas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Wilayah Utara.
"Anggota kami akan melanjutkan operasi pemadaman kebakaran di daerah tersebut pada malam hari, di bawah pengawasan sebagaimana diperlukan, sesuai dengan penilaian situasi yang dilakukan oleh Komandan Wilayah Utara,” lanjutnya.
Organisasi Yahudi Israel, The Jewish National Fund, memperkirakan puluhan ribu dunum hutan terbakar akibat serangan Hizbullah.
Kebakaran yang terjadi pada hari Senin (3/6/2024) di puluhan lokasi di Galilea Atas menghabiskan ribuan dunum hutan, sementara tingkat kerusakan sebenarnya masih belum diketahui.
Upaya pemadaman kebakaran terus dilakukan hingga saat ini dengan 96 lokasi dan titik api.
Setidaknya 16 orang luka ringan dalam operasi pemadaman kebakaran.
Baca juga: Hizbullah Bakar Kiryat Shmona, Jurnalis Inggris: Balasan atas Kekejaman Israel kepada Anak-anak gaza
Menurut laporan Israel, petugas pemadam kebakaran dan penyelamat mengendalikan sebagian besar kebakaran.
Namun penembakan roket yang terus menerus oleh Hizbullah, bersama dengan kondisi cuaca, menyebabkan pecahnya tiga kebakaran lainnya di Margaliot dan di Keren Naftali.
Kepala Staf tentara pendudukan Israel Herzi Halevy mengancam Hizbullah bahwa Israel siap menyerang posisi Hizbullah di Lebanon.
“Kami mendekati titik di mana keputusan harus diambil, dan tentara Israel sangat siap dengan keputusan ini,” kata Herzi Halevy, Selasa (4/6/2024) malam.
Pawai Rudal Hizbullah Hujani Israel Utara
Sebelumnya, Hizbullah meluncurkan pawai rudal ke Israel utara pada Minggu (2/6/2024) dan Senin (3/6/2024).
Serangan itu menyebabkan kebakaran di lebih dari 15 titik.
Otoritas Taman dan Alam Israel melaporkan bahwa sekitar 2.500 hektar lahan terbakar api.
Menurut data Badan keamanan nasional Israel, Shin Bet, Hizbullah telah meluncurkan hingga 1.000 rudal selama Mei 2024.
Israel mengatakan peluncuran rudal ini semakin meningkat, seperti diberitakan Channel 12.
Sementara itu Hizbullah mengatakan serangan itu adalah respon atas serangan udara Israel yang mengebom desa-desa dan posisi Hizbullah di Lebanon selatan sebelumnya.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah bergabung dalam perlawanan melawan Israel untuk mendukung rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza, dengan menyerang wilayah Israel utara.
Hizbullah mengatakan akan berhenti menargetkan Israel jika Israel menghentikan agresinya dan menarik pasukannya dari Jalur Gaza.
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.550 jiwa dan 82.959 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (4/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel