Menlu Retno Sebut Situasi di Palestina Semakin Memburuk: All Eyes on Palestine, Gaza, Rafah
Retno pun menunjukkan sejumlah gambar yang memperlihatkan buruknya situasi di Gaza. Foto itu dibagikan di hadapan sejumlah anggota parlemen Indonesia
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengumumkan kondisi Palestina semakin memburuk pada Juni 2024.
Dia bahkan menyatakan tidak ada satupun kalimat yang bisa menyatakan kondisi kemanusiaan mulai mengarah ke perbaikan.
Baca juga: Slovenia akan Akui Negara Palestina, Susul Spanyol, Irlandia, dan Norwegia
Hal itu diungkap Retno dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Menurutnya, situasi kemanusiaan di Palestina kian hari semakin parah.
"Saya mulai dengan bagian pertama, yaitu situasi Palestina saat ini. Ibu/bapak, tidak ada satupun kalimat yang dapat menjelaskan bahwa situasi bangsa Palestina mengalami perbaikan. Tidak ada sama sekali. Confirm situasi semakin memburuk," kata Retno.
Retno pun menunjukkan sejumlah gambar yang memperlihatkan buruknya situasi di Gaza. Foto itu dibagikan di hadapan sejumlah anggota parlemen Indonesia yang hadir.
Baca juga: Tunisia Larang Mahasiswa Kenakan Keffiyeh Palestina di Dalam Ruang Ujian
Ia menjelaskan setidaknya ada 2 juta warga Palestina yang terusir dari daerahnya. Mayoritas mereka tergusur dari Gaza Utara menuju Gaza Selatan usai Israel terus melakukan bombardir di daerah tersebut.
"Sejak 7 Oktober lalu, lebih dari 2 juta orang terusir. Sebagian besar mereka terusir beberapa kali dari Gaza. Di awal mereka tergusur dari Gaza Utara ke Gaza Selatan. Lately dari Selatan mereka didorong untuk masuk ke Utara, dan Rafah menjadi target serangan Israel dengan alasan memburu tokoh-tokoh hamas," ungkapnya.
Hingga kini, kata Retno, ada 36.000 orang terbunuh oleh serangan tentara Israel. Adapun mayoritas dari jenazah justru merupakan anak-anak yang menjadi korban kejahatan perang.
"Data menunjukkan 196 personel PBB terbunuh lebih dari 36.000 orang terbunuh, lebih 15 ribu di antaranya adalah anak-anak, 82.057 orang mengalami luka-luka, dan di Gaza sendiri ditemukan 10 kuburan massal," ungkapnya.
Di sisi lain, Retno mengungkap kondisi semakin diperparah lantaran rumah sakit yang beroperasi sangat minim. Bahkan, sudah tidak ada lagi rumah sakit Indonesia yang bisa berfungsi di sejak November 2023 lalu.
"Pelayanan rumah sakit sangat minimal. hanya sedikit RS yang memberikan pelayanan kesehatan, itupun tidak maksimal. Rumah sakit Indonesia sudah tidak berfungsi, sejak November tahun lalu," katanya.
Baca juga: Pakar PBB Desak Semua Negara untuk Akui Negara Palestina
Lebih lanjut, Retno menuturkan bahwa Indonesia tetap berada di jalam diplomasi Gar bisa membela keadilan dan kemanusiaan di Palestina. Karena, hal itu termasuk ke dalam amanat konstitusi.
"Dan yang kedua adalah bagaimana diplomasi Indonesia dijalankan untuk membela keadilan kemanusiaan sesuai amanah konstitusi kita. All eyes on Palestine, Gaza, Rafah," pungkasnya.