Menteri Israel Bezalel Smotrich Serukan Jenazah Warga Palestina Diarak Pakai Gerobak ke Pusat Kota
Menteri Keuangan Zionis Bezalel Smotrich yang ekstremis menyerukan agar jenazah penduduk Arab warga Palestina diarak pakai Gerobak ke pusat Kota
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mengenai kesehatan Daqqa selama dipenjara, pihak keluarga mengatakan bahwa penjajah Israel sengaja menerapkan kebijakan pengabaian medis terhadap syahid tersebut, yang kembali memperburuk kondisi kesehatannya, menjelaskan bahwa ia menderita penyakit ginjal.
Keluarga mengatakan bahwa sebelum kondisinya memburuk, kesehatan Daqqa telah membaik ketika terakhir kali mereka bertemu dengannya lebih dari enam bulan lalu.
Daqqa lahir di kota Baqa al-Gharbiyye, di wilayah '48 Palestina yang diduduki bagian utara.
Ia bergabung dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) pada tahun 1983 dan ditugaskan ke sel militer di garis depan tersebut.
Bersama rekan-rekannya di PFLP, Daqqa melakukan serangkaian operasi melawan pasukan pendudukan Israel dan menawan Moshi Tamam, seorang tentara Israel.
Dia ditahan dua tahun kemudian dan awalnya menerima hukuman mati, yang kemudian dikurangi menjadi 37 tahun penjara.
Pada tahun 2018, pendudukan Israel menambah dua tahun hukumannya atas tuduhan penyelundupan telepon kepada para tahanan untuk membantu mereka berkomunikasi dengan keluarga mereka.
Beberapa tahun lalu, istrinya, Sanaa Salameh, bisa melahirkan putri mereka, Milad, setelah menyelundupkan spermanya dari penjara.
Setelah mengetahui hal ini, "Israel" menjatuhkan hukuman keras terhadap Daqqa, memasukkannya ke sel isolasi dan membatasi hak kunjungannya.
Daqqa dianggap sebagai salah satu penulis dan pemikir paling terkemuka dari Gerakan Tawanan Palestina.
Israel menghukumnya karena perlawanannya, tidak memberinya akses terhadap perawatan medis yang layak dan pembebasan lebih awal meskipun kesehatannya menurun.
(oln/khbrn/almydn/*)