Menteri Israel Bezalel Smotrich Serukan Jenazah Warga Palestina Diarak Pakai Gerobak ke Pusat Kota
Menteri Keuangan Zionis Bezalel Smotrich yang ekstremis menyerukan agar jenazah penduduk Arab warga Palestina diarak pakai Gerobak ke pusat Kota
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Menteri Israel Bazalel Smotrich Serukan Jenazah Warga Palestina Diarak Pakai Gerobak ke Pusat Kota
TRIBUNNEWS.COM - Perdebatan sengit terjadi selama rapat kabinet para menteri kabinet Israel mengenai penyerahan jenazah tahanan Palestina, Minggu (9/6/2024).
Debat sengit tersebut menyusul petisi yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Israel oleh keluarga tahanan Palestina yang meninggal, Walid Daqqa.
Keluarga mendiang Daqqa meminta pihak Israel menyerahkan jenazah Daqqa yang ditahan oleh pendudukan Israel.
Baca juga: Operasi Karatan IDF di Shaboura, Pakar Militer: Baru Dua Batalyon Qassam yang Turun Tangan di Rafah
Daqqa meninggal di rumah sakit setelah bertahun-tahun menjalani hidup sebagai tahanan di penjara Israel. Kematiannya beriring kabar adanya penyiksaan seperti lazimnya yang dialami para tahanan lain Palestina di penjara Israel.
Dalam perdebatan itu, Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant adu debat dengan sejumlah menteri lainnya, termasuk mereka yang berasal dari partai sayap kanan ultranasionalis.
Dalam penjelasannya, Gallant menggarisbawahi kalau badan yang memiliki kewenangan untuk melepaskan jenazah Daqqa berbohong kepadanya.
Dia menyebut, meski dalam diskusi internal ada kesetujuan melepaskan jenazah Daqqa, Menteri Israel yang dituntut atas kejahatan perang di Gaza tersebut mengatakan kalau dia akhirnya memutuskan untuk menahan jenazah Daqqa, namun memerintahkan untuk menyerahkan jenazah lima warga lain Palestina sebagai gantinya.
Perintah Gallant ini nyatanya tidak dilaksanakan aparatur Israel.
“Menteri Ben-Gvir memilih untuk mengabaikan keputusan saya dan menginstruksikan polisi untuk tidak mematuhinya,” katanya.
Ben-Gvir menjawab dengan menyatakan, "Ini adalah negara demokratis. Saya percaya bahwa melepaskan jenazah teroris adalah tindakan yang sembrono. Hal ini juga melemahkan kemampuan kita untuk bernegosiasi untuk pembebasan sandera atau jenazah mereka,".
“Saya tidak mengerti mengapa harus terburu-buru melepaskan mereka; kami harus menahan jenazah-jenazah tersebut,” bantahnya.
"Saya tidak mengerti dari mana datangnya hak untuk melepaskan jenazah secara tiba-tiba. Di mana hal itu ditetapkan? Tak seorang pun dari teroris Israel-Arab harus dibebaskan," kata Menteri Kehakiman Yariv Levin tentang Daqqa, yang berasal dari Baqa al-Gharbiyye , sebuah kota Palestina yang diduduki pendudukan Israel sejak tahun 1948.
Menteri Transportasi Miri Regev mempertanyakan, "Saya tidak mengerti bagaimana kita bisa masih punya (warga negara) yang disandera tapi (malah) menyerahkan jenazah (warga Palestina). Mari kita tunggu kesepakatannya."