Populer Internasional: Ratusan Keluarga Tentara Israel Ngamuk di Jalanan - Galilea-Tiberias Terbakar
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya keluarga tentara Israel yang meminta Netanyahu untuk memulangkan prajurit dari Gaza
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Setidaknya, 160 rudal telah terdeteksi sejak pagi hari, 70 di antaranya ditembakkan ke Jabal Jarmaq dan Galilea Barat.
Dewan Regional Israel setempat di Galilea Atas juga mengeluarkan rekomendasi kepada penduduk kota-kota Israel untuk tinggal di dekat tempat perlindungan dan tempat yang aman.
3. Hizbullah Ubah Galilea-Tiberias Jadi Neraka Terbakar, 8 Pesawat & 21 Tim Pemadam Israel Kerepotan
Front Dalam Negeri Pemerintahan Israel dilaporkan mengerahkan sebanyak 21 tim pemadam kebakaran dan 8 pesawat untuk memadamkan api yang terjadi di wilayah pendudukan utara Palestina.
Kebakaran hebat bak neraka terbakar di wilayah utara pendudukan Israel itu terjadi akibat roket yang ditembakkan dari Lebanon pada Rabu (15/6/2024).
Upaya puluhan tim pemadam ditambah pengerahan pesawat dilaporkan masih terus dilakukan karena api susah ditaklukkan mengingat sejumlah faktor seperti cuaca dan angin yang membuat rambatan api menjelar lebih luas dan cepat.
Laporan Khaberni, menyebut, pada Rabu pagi, lebih dari 150 rudal diluncurkan dari Lebanon, beberapa di antaranya menyebabkan kebakaran di sejumlah daerah.
4. Ikuti Jejak Sri Lanka, Israel Ubah Zona Aman di Gaza Jadi Ladang Pembantaian, Ini 6 Persamaannya
Dua pakar hubungan internasional bernama Neve Gordon dan Nicola Perugina menuding Israel telah mengubah “zona aman” di Jalur Gaza menjadi ladang pembantaian warga sipil.
Tudingan itu disampaikan keduanya dalam kolom opini pada laman Al Jazeera pada hari Selasa, (11/6/2024).
Israel awalnya merancang “zona aman” untuk warga sipil di wilayah kecil di Kota Rafah, Gaza, yang dikenal sebagai “Blok 2371” pada tanggal 22 Mei lalu.
Baca juga: Hamas Minta Jaminan Tertulis dari AS: Gencatan Senjata Permanen, Israel Tarik Pasukan dari Gaza
Akan tetapi, Israel justru mengebom zona itu empat hari berselang sehingga menewaskan setidaknya 45 warga sipil yang tengah mengungsi di tenda-tenda.
Gordon dan Perugina menyebut tindakan Israel itu mirip dengan tindakan yang pernah dilakukan Sri Lanka 15 tahun sebelumnya saat negara itu dilanda perang saudara.
Dalam perang itu militer Sri Lanka merancang suatu daerah menjadi “zona tanpa tembakan” atau semacama zona aman.
Menurut keterangan seorang uskup, di dalam zona itu terdapat 60.000 hingga 75.000 warga sipil.
Di zona itu juga ada tujuh pastor. Uskup itu kemudian meminta Kedubes Amerika Serikat (AS) untuk ikut campur dalam masalah ini.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.