Demo di Argentina Ricuh, Pengunjuk Rasa Lempar Bom Molotov, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Aksi demo dengan kekerasan meletus di Argentina ketika Senat Argentina memperdebatkan pengesahan rancangan undang-undang reformasi ekonomi.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Aksi demo dengan kekerasan meletus di Argentina.
Demo terjadi di jalan-jalan Buenos Aires ketika Senat Argentina memperdebatkan pengesahan rancangan undang-undang penting terkait perombakan ekonomi atas permintaan Presiden Javier Milei.
Ribuan pengunjuk rasa tampak kumpul di depan gedung Kongres pada hari Rabu (12/6/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Awalnya, para pengunjuk rasa hanya meneriakkan protes mereka.
Namun ketegangan meningkat ketika sore hari di mana perdebatan berlangsung di dalam gedung kongres.
Para pengunjuk rasa mendesak senat untuk menolak program tersebut.
Mereka melemparkan tongkat, batu dan bom molotov ke arah polisi, dikutip dari The Guardian.
Tidak hanya itu, mereka juga membalikkan mobil dan membakarnya.
Tak lama dari itu, polisi antihuru-hara yang bersenjatakan helm, pentungan, dan perisai plastik bening tiba untuk membubarkan massa.
Mereka menembakkan gas air mata, meriam air, peluru karet untuk membubarkan demonstran.
Akibatnya, banyak pengunjuk rasa yang melangami luka-luka dan harus dirawat di jalan-jalan.
Adapun 20 petugas juga terluka akibat bentrok tersebut.
Baca juga: Kerusuhan Melanda Argentina Buntut Kebijakan Ekonomi Presiden Javier Milei
Media lokal melaporkan bahwa beberapa anggota parlemen oposisi yang termasuk di antara massa, termasuk Juan Manuel Pedrini mengalami luka bakar pada mata dan kulit.
Sehingga mereka harus dipindahkan ke rumah sakit terdekat.
Sementara itu, pemerintahan Milei menunjuk provokator kekerasan yang diduga digunakan oleh beberapa pengunjuk rasa seiring berlalunya waktu.
Menteri Kehakiman dan Keamanan Kota Buenos Aires, Waldo Wolff men mengatakan 18 orang ditangkap akibat pelemparan batu dan penggunaan tongkat sebagai senjata.
Usai muncul laporan pelemparan batu dan penggunaan tongkat sebagi senjata, 18 orang ditangkap.
"Selain 18 yang ditahan, kami akan membawa gambar ke sistem peradilan sehingga setiap orang yang memecahkan trotoar (dan) mobil yang terbakar dan tempat sampah akan membayar," tulis di platform media sosial X.
Sementara Pemerintahan Presiden Milei menuduh para demonstran berusaha menggulingkan pemerintah dan mengganggu proses Kongres.
"Kami pergi untuk melindungi Kongres, dan mereka membalasnya dengan batu dan tembakan,” kata Menteri Keamanan Patricia Bullrich pada acara X.
Setelah 11 jam perdebatan sengit, para senator memberikan suara 37 berbanding 36 untuk mendukung RUU tersebut pada Rabu malam.
Ini memberikan kemenangan legislatif awal bagi pemimpin libertarian dalam kampanyenya untuk mewujudkan agenda ambisiusnnya.
Namun para anggota parlemen masih harus menyetujui langkah-langkah individual dalam pemungutan suara artikel demi artikel yang akan berlangsung sepanjang malam.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Argentina