Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Swedia Beri 'Lampu Hijau' Jadi Tuan Rumah Senjata Nuklir AS

Negara yang selama ini menentang keberadaan senjata nuklir, Swedia akhirnya menyetujui menjadi tuan rumah senjata nuklir Amerika Serikat.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Swedia Beri 'Lampu Hijau' Jadi Tuan Rumah Senjata Nuklir AS
LSM
Pasukan Swedia. Stocholm memberikan lampu hijau Swedia ditempati senjata nuklir Amerika Serikat 

TRIBUNNEWS.COM -- Negara yang selama ini menentang keberadaan senjata nuklir, Swedia akhirnya menyetujui menjadi tuan rumah senjata nuklir Amerika Serikat.

Swedia yang baru-baru ini diterima menjadi anggota NATO itu telah menyetujui kerja sama dengan Washington, yang mengizinkan pasukan AS memasuki 17 pangkalan militer dan tempat pelatihan Swedia termasuk penempatan senjata nuklir.

Bila Swedia benar-benar menjadi tuan rumah nuklir AS, maka negara Paman Sam tersebut akan menempatkan nuklir di enam negara di Eropa.

Baca juga: Putin Mau Damai jika Ukraina Jauhi NATO dan Rusia Rebut 4 Wilayah

Lima negara yang telah ketempatan nuklir AS adalah Italia, Türkiye, Belgia, Belanda dan Jerman.

Sementara musuh bebuyutan AS, Rusia telah menempatkan senjata nuklirnya di Belarusia.

Dalam sidang parlemen Swedia pada Selasa (18/6/2024) tersebut, mayoritas anggota menyetujui perjanjian pertahanan dengan AS. Sebanyak 266 anggota parlemen memberikan suara mendukung, 37 menentang, dan 46 tidak hadir.

DW mengabarkan, penentang utama perjanjian ini adalah Partai Kiri dan Partai Hijau, yang mengkritik perjanjian tersebut karena berpotensi membiarkan pintu terbuka bagi senjata nuklir AS untuk disimpan di wilayah Swedia, sehingga semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Berita Rekomendasi

Partai-partai ini juga menentang bergabungnya Swedia dengan NATO.

Pada Mei lalu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengindikasikan bahwa ia terbuka untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir di masa perang, meskipun ada larangan parlemen Swedia terhadap senjata nuklir di masa damai.

“Dalam situasi perang, masalahnya sangat berbeda, hal ini bergantung sepenuhnya pada apa yang akan terjadi,” kata Kristersson kepada media lokal.

“Dalam skenario terburuk, negara-negara demokratis di dunia pada akhirnya harus mampu mempertahankan diri mereka sendiri,” tambahnya.

Mereka yang menentang DCA berpendapat bahwa perjanjian serupa antara AS dengan negara-negara Nordik lainnya seperti Finlandia, Norwegia, dan Denmark memuat klausul yang melarang penyimpanan senjata nuklir di wilayah mereka.

Baca juga: Ukraina Klaim Dronenya Hantam Fasilitas Minyak Rusia, 200 Petugas Damkar Diterjukan Padamkan Api

Namun, jelas Westberg, klausul ini ditambahkan pada saat Denmark dan Norwegia – anggota pendiri NATO – mendapat kesan nyata bahwa konflik nuklir dapat meletus kapan saja.

Kini, menurut Westberg, kemungkinan AS membawa senjata nuklir ke Swedia tampaknya sangat kecil kemungkinannya.

“Sangat sulit untuk memahami mengapa dan bagaimana AS berkepentingan untuk menempatkan senjata nuklir di Swedia pada masa damai dan dalam kasus apa pun, mereka harus melakukan hal ini berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah Swedia,” kata pakar tersebut.

Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (DCA) ditandatangani antara Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada bulan Desember tahun lalu, namun memerlukan persetujuan parlemen agar dapat berlaku.

Perjanjian tersebut ditentang oleh partai Kiri dan Partai Hijau, yang berpendapat bahwa ketentuan tersebut harus secara eksplisit menyatakan bahwa Swedia tidak akan menjadi tuan rumah senjata nuklir.

“Kami ingin melihat undang-undang yang melarang senjata nuklir dibawa ke tanah Swedia,” kata anggota parlemen Partai Hijau Emma Berginger di parlemen selama persidangan hari Selasa, dengan alasan bahwa perjanjian tersebut “tidak menutup pintu bagi senjata nuklir.”

Asosiasi Perdamaian dan Arbitrase Swedia, sebuah organisasi nirlaba anti-perang, mengecam tindakan tersebut karena meningkatkan ketegangan dan risiko keamanan bagi Swedia, dan mengklaim bahwa hal tersebut mengkhianati ekspektasi pemilih terhadap negara bebas nuklir.

“Tidak seperti pakta DCA di Norwegia dan Denmark, perjanjian Swedia tidak memuat keberatan terhadap senjata nuklir,” tulis pemimpin kelompok tersebut, Kerstin Bergea, dalam sebuah opini setelah pemungutan suara.

Negara tetangga Swedia, Finlandia, yang bergabung dengan NATO pada tahun 2022, memiliki undang-undang nasional yang melarang senjata nuklir memasuki wilayahnya, dan perjanjian DCA mereka dengan AS mengacu pada undang-undang tersebut, Bergea menekankan.

Swedia, yang menjadi anggota blok militer pimpinan Amerika sejak Maret, akan mengizinkan pasukan, kendaraan, dan pesawat Amerika melintasi negara itu tanpa hambatan.

Pentagon juga akan diizinkan untuk mendirikan fasilitasnya sendiri di pangkalan militer Swedia yang ada. Kehadiran personel AS akan diatur oleh AS, bukan undang-undang setempat.

Awal bulan ini, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti diberitakan Russia Today, menekankan bahwa banyaknya gelombang ekspansi NATO telah membuat Eropa menjadi kurang aman.

Moskow tidak memiliki sengketa wilayah atau titik ketegangan dengan anggota baru blok tersebut, Swedia atau Finlandia, tegasnya, seraya mengakui bahwa infrastruktur militer NATO pasti akan dibangun di wilayah mereka. Stockholm dan Helsinki “memahami hal ini akan menimbulkan konsekuensi bagi keamanan mereka sendiri,” katanya. (DW/Russia Today)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas