Warga Israel di Perbatasan Lebanon Takut Serangan Hizbullah: Tiba-tiba Ada Rudal, Kami Tak Tahan
Warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan Lebanon mengaku takut pada serangan Hizbullah. Bahkan, pusat kota ditutup dan hanya ada satu restoran.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Banyak dari keluarga Palestina masih tinggal di seberang perbatasan Lebanon, berharap kembali lagi suatu hari nanti.
Saat ini, pusat kota ditutup sepenuhnya, kecuali sebuah restoran shawarma yang masih beroperasi, yang dipenuhi tentara Israel saat jam makan siang.
Ancaman Hizbullah pada Israel
Sementara itu, Hizbullah tampaknya tidak berniat untuk mengakhiri, atau bahkan sekadar mengurangi intensitas serangannya ke Israel.
Pada Rabu (19/6/2024), Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, bersumpah akan terus menyerang Israel.
Ia memastikan "tidak ada tempat" di Israel yang luput dari serangan Hizbullah, dilansir The Times of Israel.
Nasrallah juga menantang Israel untuk berperang "tanpa aturan" dan "tanpa batasan".
Baca juga: Israel Serang Jemaah Palestina yang akan Salat Idul Adha di Al-Aqsa, Bahkan Menyerbu Sampai Halaman
"Israel tahu betul kita (Hizbullah) mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Tidak ada tempat (di Israel) yang luput dari serangan roket kita," lanjutnya.
Israel "tahu apa yang menantinya di Mediterania sangat besar," katanya lagi.
Meski demikian, Nasrallah tak menjelaskan secara detail mengenai pernyataannya itu, apakah Hizbullah akan menyerang anjungan gas lepas pantai Israel atau tidak.
Di pernyataan yang sama, Hizbullah turut mengancam Siprus untuk pertama kalinya karena negara itu mengizinkan Israel menggunakan bandara dan pangkalannya untuk latihan militer.
Hizbullah menganggap sikap Siprus itu sebagai "bagian dari perang" dan akan menyerang jika kembali mengizinkan IDF menggunakan infrastruktur logistik di negara itu untuk menyerang Lebanon.
"Membuka bandara dan pangkalan di Siprus bagi Israel untuk menargetkan Lebanon, berarti pemerintah Siprus adalah bagian dari perang."
"Kami akan menghadapinya sebagai bagian dari perang," tegas Nasrallah.
Menyusul pidato Nasrallah, Presiden Siprus, Nikos Christodoulides, mengatakan negaranya "sama sekali tidak terlibat" dalam operasi militer apapun di wilayah tersebut atau di tempat lain.