Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Drone Hizbullah Bikin Iron Dome Rapuh, AS Bingung Lindungi Israel

Pawai drone Hizbullah bisa bikin Iron Dome rapuh, AS bingung lindungi Israel karena Iron Dome kemungkinan tidak berfungsi maksimal.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Drone Hizbullah Bikin Iron Dome Rapuh, AS Bingung Lindungi Israel
X
Baterai Iron Dome Israel dikabarkan rusak sehingga gagal mengintersepsi drone Hizbullah Lebanon pada Rabu (5/6/2024). --- AS yakin Iron Dome Israel akan kewalahan jika hadapi perang besar lawan Hizbullah. 

TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat senior Amerika Serikat (AS) takut jika drone Hizbullah bisa melumpuhkan Iron Dome milik sekutu mereka, Israel, jika terjadi perang skala besar.

Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, menjadi sasaran drone dan rudal Hizbullah yang diluncurkan dari perbatasan Lebanon selatan sejak pecahnya konfrontasi terbaru pada 8 Oktober 2023.

"Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya kepada Israel mengenai masalah ini, yang menyatakan bahwa Iron Dome mungkin rentan terhadap persenjataan Hizbullah yang luas, termasuk rudal dan drone," kata pejabat itu, Kamis (20/6/2024).

Para pejabat Israel memberi tahu rekan-rekan mereka di AS bahwa mereka berencana untuk memindahkan beberapa sistem pertahanan dari Gaza selatan ke perbatasan utara, sebagai bagian dari persiapan untuk kemungkinan serangan terhadap Hizbullah.

“Kami memperkirakan setidaknya beberapa baterai Iron Dome akan mati,” kata seorang anggota senior pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Seorang pejabat Israel mengatakan hal ini mungkin terjadi jika Hizbullah melakukan serangan skala besar dengan menggunakan senjata berpemandu presisi, yang dapat menimbulkan tantangan bagi rezim dalam menghadapinya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menekankan bahwa Israel akan sulit berdamai dengan Hizbullah tanpa gencatan senjata antara Israel dan gerakan perlawanan Palestina (Hamas) di Jalur Gaza.

Berita Rekomendasi

"Hizbullah harus berhenti memberikan ancaman dan mencari penyelesaian. Washington berusaha keras untuk menghindari pecahnya perang regional di wilayah tersebut," katanya, Kamis (20/6/2024), sehubungan dengan ancaman Israel mengenai setiap serangan ke Lebanon, dikutip dari Al Arabiya.

Selama bertahun-tahun, perang dingin antara Israel dan Hizbullah hanya sebatas persediaan rudal Hizbullah yang sangat besar dan sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.

Namun, persaingan ini berubah setelah Hizbullah mengerahkan senjata drone untuk melewati landasan keamanan nasional strategis Israel.

Beberapa hari sebelumnya, pada Selasa (18/6/2024), Hizbullah merilis video 9,5 menit yang menangkap gambar-gambar pengintaian Hizbullah terhadap situs sensitif Israel di Haifa.

Baca juga: Bos Hizbullah Pamer Punya Senjata Baru, Siap Perang Mati-matian Lawan Israel

Drone Hoopoe yang digunakan Hizbullah dalam pengintaian itu tidak terdeteksi oleh Israel dan kembali ke Lebanon dengan selamat.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dengan Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.

Hizbullah berjanji hanya akan berhenti jika Israel menghentikan agresinya terhadap rakyat Palestina dan mencapai gencatan senjata dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza, sebuah tawaran yang ditolak Israel.

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.372 jiwa dan 85.452 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (18/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas