Jepang Jatuhi Sanksi Perusahaan Tiongkok hingga Uzbekistan, Diduga Dukung Perang di Ukraina
Jepang baru saja mengumumkan sanksi baru terhadap negara-negara yang diduga mendukung perang Rusia di Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Jepang baru saja mengumumkan sanksi baru terhadap negara-negara yang diduga mendukung perang Rusia di Ukraina.
Pembatasan perdagangan berlaku terhadap perusahaan-perusahaan di Tiongkok, India, Kazakhstan, dan Uzbekistan.
Dikutip dari Al Jazeera, sanksi tersebut akan diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang pada Jumat (22/6/2024).
Langkah ini menandai pertama kalinya Tokyo menargetkan perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tiongkok atas dugaan keterkaitan mereka dengan perang di Ukraina.
Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan Jepang dilarang mengekspor barang ke perusahaan yang terkena sanksi.
Di antara yang dijatuhi saksi, yakni Asia Pacific Links Ltd yang berbasis di Hong Kong dan Yilufa Electronics Limited, yang berbasis di Shenzhen.
Sanksi terbaru ini muncul setelah Jepang dan Korea Selatan mengumumkan sanksi yang menargetkan perusahaan dan individu bulan lalu.
Mereka dituduh memasok senjata Korea Utara ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Tokyo mengambil sikap yang lebih keras terhadap Moskow, dibandingkan pemerintah mana pun di Asia.
Jika diamati, sebagian besar negara di Asia menolak untuk memihak dalam perang tersebut.
Pada KTT G7 tahun lalu di Hiroshima, Kishida menjanjikan “solidaritas yang tak tergoyahkan” untuk Ukraina.
Baca juga: Putin Bakal Pasok Senjata ke Korea Utara, Balas Tindakan Barat yang Persenjatai Ukraina?
Kishida juga mengutuk pemerintah yang menggunakan kekerasan untuk mengubah status quo.
Pekan lalu, Amerika Serikat meluncurkan sanksi yang menargetkan lebih dari 300 individu dan perusahaan yang dituduh membantu upaya perang Rusia, termasuk entitas di Tiongkok, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Turki.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan langkah-langkah tersebut akan mengurangi “kemampuan Rusia untuk mendapatkan keuntungan dari akses terhadap teknologi, peralatan, perangkat lunak, dan layanan TI asing.”
Dalam perkembangan lain yang dilaporkan The Guardian, drone Ukraina menyerang pangkalan udara Rusia.
Pejabat darurat Rusia, menulis di aplikasi perpesanan Telegram bahwa tiga kotamadya Krasnodar berada di bawah “serangan besar-besaran”.
Saluran media sosial Astra yang dikelola jurnalis Rusia melaporkan bahwa Yeysk, rumah bagi lapangan terbang militer, dihantam oleh drone dan terjadi kebakaran setelahnya.
Pemantauan kebakaran satelit NASA menunjukkan adanya kebakaran atau titik api di pangkalan udara tersebut. Wilayah Krasnodar terletak di seberang selat Kerch dari Krimea.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)