Bertemu Gallant, Blinken Singgung Gaza dan Minta Israel Tak Perpanjang Masalah dengan Hizbullah
Menlu AS Antony Blinken menyinggung pascaperang di Gaza saat bertemu dengan Menlu Israel, Yoav Gallant.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Bliniken meminta Israel untuk tegas perihal rencana pascaperang di Gaza.
Permintaan Blinken ini diutarakan saat dirinya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel, Yoav Gallant di Washington DC, Senin (24/6/2024).
Tak hanya rencana pascaperang di Gaza, Blinken juga meminta Gallant untuk tidak memperpanjang masalah dengan Hizbullah di perbatasan Israel utara.
"Dia (Blinken) memberi informasi kepada Menteri Gallant tentang upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk memajukan keamanan, pemerintahan, dan rekonstruksi di Gaza selama periode pasca-konflik dan menekankan pentingnya upaya tersebut bagi keamanan Israel," tulis pernyataan Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari Arab News.
Washington telah berulang kali mendesak Israel untuk segera menyusun rencana pascaperang di Gaza.
Tak hanya itu, AS juga terus memperingatkan Israel bahwa tidak adanya rencana tersebut bisa memicu pelanggaran hukum dan kekacauan, serta kembalinya Hamas di Palestina.
Palestina sebelumnya mengatakan hanya diakhirinya pendudukan Israel dan pembentukan negara Palestina akan membawa perdamaian.
"Dia juga menggarisbawahi pentingnya menghindari eskalasi konflik lebih lanjut dan mencapai resolusi diplomatik yang memungkinkan keluarga Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka," lanjut pernyataan tersebut.
Meskipun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyebut akan menghentikan sementara pertempuran di Gaza, namun Timur Tengah masih khawatir soal rencana tersebut.
Sebab, Netanyahu mengatakan bahwa dirinya akan menarik pasukan Israel di Gaza dan memindahkannya di perbatasan utara dengan Lebanon untuk bersiap berperang melawan Hizbullah.
Hizbullah pada bulan Juni saja, telah menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan serangan roket dan drone terbesar dalam permusuhan sejauh ini.
Baca juga: Ingatkan Bencana Mati Listrik jika Perang Lawan Hizbullah Pecah, Bos PLN Israel Terancam Dicopot
Memperbaiki Keretakan Hubungan Israel-AS
Di tengah kunjungan Gallant ke Washington, ternyata terdapat perpecahan antara AS dengan Israel.
Perpecahan AS dengan Israel ini disebabkan oleh komentar pedas Netanyahu terhadap Presiden Joe Biden.
Kritikan tersebut dilontarkan Netanyahu karena dirinya merasa AS telah menurunkan jumlah pasokan amunisi ke Israel.
"Sekitar empat bulan yang lalu, terjadi penurunan drastis dalam pasokan amunisi dari Amerika ke Israel. Selama berminggu-minggu, kami menghubungi teman-teman Amerika kami, meminta untuk mempercepat pengiriman."
"Kami melakukan ini berulang kali. Kami melakukannya pada tingkat tertinggi dan di semua tingkatan, dan saya ingin menekankan – kami melakukan ini secara tertutup," ucap Netanyahu.
"Kami menerima berbagai penjelasan, tapi satu hal yang tidak kami dapatkan: situasi dasar tidak berubah. Barang-barang tertentu tiba dalam jumlah sedikit dan sedikit, namun sebagian besar amunisi tetap tertinggal. Setelah berbulan-bulan tidak ada perubahan dalam situasi ini, saya memutuskan untuk mengumumkannya kepada publik," ucap Netanyahu, dikutip dari Yedioth Ahronoth.
Adanya perpecahan antara AS dengan Israel ini, Gallant berupaya untuk menyelesaikan perselisihan antara kedua negara.
Baca juga: Hizbullah Sebut Semua Target Sensitif Israel Berada dalam Jangkauan
Sebab, kata Gallant, musuh-musuh Israel tengah mengawasi perpecahan antara Israel dengan AS.
"Mata musuh dan teman kita tertuju pada hubungan antara AS dan Israel."
"Kita harus menyelesaikan perbedaan di antara kita dengan cepat dan berdiri bersama – ini adalah cara kita mencapai tujuan kita dan melemahkan musuh kita," ujar Gallant, dikutip dari Jerusalem Post.
Gallant, menurut kantornya, menekankan pentingnya dukungan AS terhadap pertempuran Israel melawan Hizbullah dan dampaknya terhadap “tindakan yang diambil oleh Hizbullah dan Iran”.
Gallant menyodok Blinken tentang perlunya memberikan tekanan lebih besar pada Hamas untuk menerima kesepakatan penyanderaan tiga fase, yang pertama kali diumumkan oleh Biden pada 31 Mei.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.