Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ingatkan Bencana Mati Listrik jika Perang Lawan Hizbullah Pecah, Bos 'PLN' Israel Terancam Dicopot

CEO BUMN listrik Israel terancam dicopot setelah menyinggung risiko mati listrik besar-besaran jika perang Israel-Hizbullah meletus.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Ingatkan Bencana Mati Listrik jika Perang Lawan Hizbullah Pecah, Bos 'PLN' Israel Terancam Dicopot
Tribunnews
Ilustrasi mati listrik. Aliran listrik di Israel terancam mati jika perang Israel-Hizbullah meletus. 

Kata Cohen, kementeriannya sudah bekerja tanpa lelah guna menyiapkan “skenario ekstrem”.

Di samping itu, dia menganggap kemungkinan peristiwa mati listrik selama 72 jam itu kecil.

CEO Electric Corporation, Meir Spiegler, juga melontarkan komentar negatif atas pernyataan Goldstein.

“Pernyataan Shaul Goldstein tentang kurang kuatnya jaringan listrik itu tak bertanggung jawab, tak terhubung dengan kenyataan, dan menimbulkan kepanikan di antara masyarakat,” kata Spiegler.

Sementara itu, Noga pada hari Kamis lalu mengeluarkan pernyataan yang isinya menyebutkan bahwa ucapan Noga tidak mewakili pandangan Noga.

“Ucapan yang disampaikan CEO Shaul Goldstein pada hari ini saat konferensi INSS di Sderot tidak mewakili asesemen profesional perusahaan ini tentang kesiapan sektor energi di Israel saat situasi darurat,” demikian pernyataan Noga.

Sementara itu, pemimipin Hizbullah yang bernama Hassan Nasrallah sudah lama memperingatkan bahwa pihaknya akan membuat Israel “jatuh ke dalam kegelapan” jika Israel nekat melancarkan perang melawan Hizbullah.

BERITA TERKAIT

Adapun video berdurasi 9 menit yang diambil dari pesawat nirawak dan dirilis Hizbullah tanggal 18 Juni lalu mengungkap bahwa Hizbullah mampu menargetkan pembangkit listrik utama Israel di Kota Haifa.

Hizbullah juga merilis video yang memperlihatkan banyak fasilitas di Israel, termasuk pembangkit listrik di Kota Hadera, yang bisa dijangkau oleh serangan Hizbullah.

Adapun militer Israel sudah mengumumkan bahwa pihaknya menyetujui rencana serangan ke Lebanon.

Serangan itu bertujuan untuk memaksa Hizbullah mundur dari perbatasan dan mengembalikan ribuan pemukim Israel ke wilayah utara.

Di sisi lain, Nasrallah menyebut Hizbullah akan bertempur “tanpa batas dan aturan” jika perang Israel-Lebanon meletus.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas