Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Bak Kehabisan Pasukan, Laki-laki Ultra-Ortodoks Bakal Direkrut Jadi Militer untuk Perang Gaza

Kaum laki-laki Ultra-Ortodoks berpotensi direkrut menjadi militer Israel. Hal ini membuktikan Yahudi Ultra-Ortodoks tak lagi diistimewakan.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Israel Bak Kehabisan Pasukan, Laki-laki Ultra-Ortodoks Bakal Direkrut Jadi Militer untuk Perang Gaza
AFP/Khaberni
Pemukim Yahudi Israel dibantu militer IDF menyerang warga Palestina di Kota Huwwara, Tepi Barat, pada 12 Oktober 2022. IDF diam-diam menyerahkan kewenangan kendali Tepi Barat ke lembaga administrasi sipil di bawah tokoh ekstemis sayap kanan ultranasionalis Bezalel Smootrich yang dinilai sebagai langkah nyata aneksasi Tepi Barat menjadi pendudukan Israel sepenuhnya. Kaum laki-laki Ultra-Ortodoks berpotensi direkrut menjadi militer Israel. Hal ini membuktikan Yahudi Ultra-Ortodoks tak lagi diistimewakan. 

TRIBUNNEWS.COM - Bak kehabisan pasukan, kini Israel bakal merekrut laki-laki Yahudi Ultra-Ortodoks untuk bergabung di militer.

Hal tersebut muncul usai adanya keputusan pengadilan mengenai dinas militer Ultra-Ortodoks.

Oposisi Israel pun merayakan keputusan itu.

Tokoh oposisi Israel menyambut baik keputusan Mahkamah Agung (MA) Israel yang mengharuskan laki-laki Ultra-Ortodoks direkrut menjadi militer.

Yair Golan, Ketua Partai Buruh Israel, memuji keputusan dan menyebut sebagai langkah adil.

Serta menjunjung tinggi tanggung jawab semua warga negara Israel, mengutip Al Jazeera.

“Kewajiban dinas militer dan sipil harus diterapkan pada setiap orang Israel tanpa memandang ras, agama, dan jenis kelamin,” kata Golan.

Berita Rekomendasi

Avigdor Lieberman, dari partai sayap kanan Yisrael Beiteinu, mengatakan sudah waktunya perubahan “bersejarah” untuk menyediakan tenaga kerja yang sangat dibutuhkan tentara selama perang di Gaza.

Dilaporkan perdebatan mengenai status militer warga Ultra-Ortodoks telah menciptakan perpecahan sengit dalam masyarakat dan politik Israel.

Banyak yang merasa bahwa kelompok Ultra-Ortodoks diistimewakan.

Mereka biasanya dikecualikan dari tugas militer, hingga belum menunjukkan upaya mereka pada saat lebih dari 300.000 tentara cadangan Israel telah dipanggil untuk bertugas.

Baca juga: Konflik Israel-Hizbullah Disebut Bisa Picu Bencana bagi Timur Tengah, Situasi akan Tak Terkendali

3.860 IDF Terluka dan 662 Tewas, Komandan Brigade Nahal Akui Perangi Hamas di Rafah Tak Mudah

Jumlah tentara Israel (IDF) yang tewas dan terluka di Gaza, Palestina terus bertambah.

Menurut laporan IDF, setidaknya 12 tentara Israel terluka dalam 24 jam terakhir, Rabu (19/6/2024).

Jumlah tersebut termasuk lima orang IDF yang terluka dalam pertempuran darat di Jalur Gaza.

"Jumlah tentara dan perwira yang terluka sejak awal perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, telah meningkat menjadi 3.860 orang,” menurut laporan IDF.

Dari jumlah tersebut, 1.947 orang terluka dalam bentrokan darat di daerah kantong Palestina. 

Jumlah tentara dan perwira Israel yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober telah diperbarui menjadi 662, termasuk 311 orang sejak dimulainya pertempuran darat pada 27 Oktober, menurut militer Zionis, mengutip Palestine Chronicle.

Diketahui jumlah IDF yang terluka dan tewas bertambah lantaran kondisi pertempuran dengan Hamas serta kondisi medan perang tak mudah.

Yair Zuckerman, komandan Brigade Nahal, bahkan menggambarkan kondisi menantang di Rafah, di Gaza selatan.

Zuckerman menggambarkan kondisi menantang di Rafah, di Gaza selatan.

Menurut Zuckerman, Hamas menggunakan banyak cara untuk bertempur melawan IDF.

Termasuk terowongan di Rafah menciptakan labirin besar dan menghubungkan lingkungan melalui dinding yang terdapat jalan masuk.

Zuckerman menyoroti lambatnya kemajuan IDF saat melawan Hamas di Rafah, mengutip Palestine Chronicle.

Dan diakuinya pertempuran tersebut melelahkan.

Dia juga menjelaskan bahwa Hamas menggunakan banyak kamera di Rafah untuk mengatur pertempuran dari atas dan bawah tanah. 

Selain itu terdapat tantangan lainnya yakni Hamas menggunakan rumah dan kamar untuk dijadikan jebakan.

Berkaca insiden baru-baru ini di mana empat tentara Israel tewas akibat ledakan di sebuah rumah yang awalnya tampa kosong.

Sejak 6 Mei, tentara Israel telah melancarkan serangan darat ke Rafah, yang mengakibatkan lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi karena kondisi kemanusiaan yang mengerikan.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas