Jet Tempur MiG-31 Rusia Dilaporkan Tembak Drone Global Hawk di Laut Hitam, AS Langsung Membantah
Benarkah pesawat tempur Rusia menembak jatuh drone Global Hawk milik AS di atas Laut Hitam? Kedua belah pihak saling melempar klaim.
Penulis: Malvyandie Haryadi
“Tanggung jawab atas serangan rudal yang disengaja terhadap warga sipil di Sevastopol terutama terletak pada Washington, yang menyediakan senjata-senjata ini ke Ukraina, serta rezim Kyiv, yang wilayahnya merupakan asal serangan tersebut. Tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata kementerian Rusia.
Kemhan Rusia melaporkan bahwa Ukraina meluncurkan lima rudal ATACMS jarak jauh yang dipersenjatai dengan hulu ledak cluster.
Empat di antaranya berhasil dicegat, namun hancurnya rudal kelima di udara masih menimbulkan korban jiwa.
Mereka juga menyebutkan bahwa para ahli Amerika menyesuaikan rudal-rudal tersebut berdasarkan data intelijen satelit mereka.
Menurut saluran Telegram Angin Krimea, pasukan Ukraina menargetkan daerah dekat Teluk Sevastopol, Mykolaivka, Teluk Kazach, dan pantai di Uchkuevka, di mana satu rudal berhasil dicegat.
Menanggapi serangan tersebut, militer secara aktif mengambil tindakan untuk melacak awak peluncur rudal, dan jet tempur terlihat lepas landas dari bandara Belbek.
Meskipun ada rumor yang beredar, AS mungkin tidak akan memberikan ATACMS dengan jangkauan 300 km kepada Ukraina
Ukraina sekarang dapat menggunakan senjata Amerika tidak hanya di dekat perbatasan Kharkiv tetapi juga di seluruh wilayah perbatasan yang menghadapi ancaman.
Ekspansi yang dilakukan AS ini sangat penting bagi Ukraina, terutama dengan munculnya kekuatan militer baru Rusia di dekat wilayah Sumy.
Selain itu, Rusia telah membangun banyak bandara lapangan di dekat perbatasan Ukraina, tempat pesawat melancarkan serangan terhadap sasaran Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menjelaskan di PBS bahwa perjanjian AS-Ukraina kini mencakup “di mana pun pasukan Rusia menyeberang dari Rusia ke Ukraina untuk merebut lebih banyak wilayah Ukraina.”
Meskipun Washington mengizinkan Ukraina untuk menargetkan Rusia pada akhir Mei, hal ini bertujuan untuk menghentikan kemajuan Rusia di wilayah Kharkiv.
Sullivan menguraikan alasan di balik keputusan ini, dengan menyatakan, “Ini bukan tentang geografi; ini tentang akal sehat. Jika Rusia menyerang atau bersiap menyerang dari wilayahnya sendiri, masuk akal bagi Ukraina untuk menyerang pasukan tersebut melintasi perbatasan.” Namun, senjata AS belum bisa digunakan untuk serangan jarak jauh.
Pada 21 Februari 2022, Rusia menyatakan bahwa fasilitas perbatasannya diserang oleh pasukan Ukraina, yang mengakibatkan kematian lima pejuang Ukraina.