Mesir Kesal Israel Tetap Tutup Penyeberangan Rafah, Bantah Siapkan Daftar Orang yang Tinggalkan Gaza
Mesir membantah bahwa mereka bersama Amerika sedang menyiapkan daftar orang-orang yang ingin meninggalkan Gaza lewat penyeberangan Rafah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mesir Makin Kesal Israel Masih Duduki Penyeberangan Rafah, Bantah Siapkan Daftar Orang yang Ingin Tinggalkan Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian luar negeri Mesir membantah sedang melakukan pengaturan dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyiapkan daftar nama pasien dan pelajar Palestina yang ingin meninggalkan Jalur Gaza.
Kabar ini terkait kabar kalau Israel segera mengizinkan warga Palestina yang terluka untuk mendapatkan pengobatan di luar negeri, termasuk di Mesir lewat jalur penyeberangan Kerem Shalom setelah melalui sejumlah pemeriksaan.
Juru bicara kementerian Ahmed Abu Zeid melontarkan bantahan tersebut dalam sebuah postingan di X (sebelumnya twitter).
Baca juga: 3 Poin Rapat IDF-AS-Mesir: Kairo Kirim Pasukan ke Gaza, Setop Perang Bahkan Jika Netanyahu Tak Mau
Bantahan ini dibarengi sikap Mesir yang kian kesal mengingat berlanjutnya penutupan Penyeberangan Rafah sejak tentara Israel mengambil alih wilayah perbatasan sisi Palestina pada 7 Mei.
Abu Zeid mengatakan klaim yang beredar di media sosial tentang panggilan telepon antara menteri luar negeri Mesir dan AS mengenai masalah tersebut “sama sekali tidak berdasar”.
Dia bersikeras bahwa, “Tidak ada kontak yang terjadi, dan tidak benar adanya pengaturan semacam ini.”
Perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza adalah satu-satunya jalan keluar bagi pasien dan pelajar Palestina sebelum ditutup oleh serangan Israel di kota Rafah, yang dipenuhi pengungsi Palestina.
Sebelumnya pada Senin, saluran berita Al-Qahera mengutip sumber tingkat tinggi yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, “Mesir menegaskan kembali penolakannya terhadap operasi penyeberangan Rafah di hadapan pendudukan Israel.”
Kantor media pemerintah di Jalur Gaza menuduh tentara Israel “tidak mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza kecuali dalam jumlah yang sangat terbatas sejak pendudukan mereka di penyeberangan Rafah.”
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, juga mencatat pada Senin bahwa mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza menjadi hampir mustahil di tengah peringatan internasional akan terjadinya kelaparan pada pertengahan Juli.
Tetap Kuasai Penyeberangan Rafah, Siasat Izinkan Warga Palestina Berobat
Situs web Walla Israel melaporkan kalau untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang di Jalur Gaza dan penutupan penyeberangan Rafah, tentara pendudukan Israel (IDF) “menyetujui” warga Palestina untuk pergi melalui penyeberangan Kerem Shalom untuk “mendapatkan perawatan medis di luar negeri .”
Situs web Israel itu mengutip sumber-sumber di "Komando Selatan" tentara IDF kalau langkah ini memperbolehkan pasien Palestina melakukan perjalanan untuk menerima perawatan, setelah melewati pemeriksaan keamanan, dan dilakukan melalui koordinasi dengan Mesir dan dengan pegawai "Administrasi Sipil" Israel.
Baca juga: Tank IDF Tabrak Ranpur Pasukan Sendiri di Kerem Shalom, Gerombolan Merkava Merangsek ke Barat Rafah
Jurnalis yang berspesialisasi dalam urusan Israel, Anas Abu Arqoub, menghubungkan berita ini dengan kampanye media yang dijalankan oleh Israel akhir-akhir ini untuk mengklaim kalau Israel mengambil langkah serius untuk mengurangi krisis kemanusiaan yang semakin parah di Jalur Gaza, sebagai akibat dari perang dan penutupan penyeberangan Rafah.