Tentara Israel Bakal Duduki Koridor Philadelphia di Perbatasan Gaza-Mesir hingga Enam Bulan ke Depan
Tentara Israel akan menduduki Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir selama 6 bulan lagi dalam upaya menghancurkan terowongan Hamas
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Tentara Israel Bakal Duduki Koridor Philadelphia di Perbatasan Gaza-Mesir hingga Enam Bulan ke Depan
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel diperkirakan akan menduduki Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan yang memisahkan Gaza dari Mesir setidaknya selama enam bulan lagi dalam upaya menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang luas, Yedioth Ahronoth melaporkan pada Jumat (28/6/2024).
“Ini akan berlanjut setidaknya selama enam bulan ke depan, memerlukan kehadiran kami yang terus-menerus di Koridor Philadelphia, karena ini adalah operasi yang lambat dan rumit,” kata para komandan senior IDF tentang operasi militer tersebut dilansir Yedioth Ahronoth dikutip TC .
Baca juga: Aksi Israel Kuasai Sepenuhnya Koridor Philadelphia Bisa Jadi Langkah Bunuh Diri IDF dan Warga Gaza
“Di Koridor Netzarim, yang panjangnya sekitar setengah dari Koridor Philadelphi, kami memerlukan waktu lebih dari tiga bulan untuk menemukan dan menghancurkan terowongan sepanjang 12 kilometer (7,5 mil) di bawah koridor yang memisahkan Kota Gaza dari Gaza tengah dan selatan,” kata komandan IDF itu menekankan dalam pernyataan tersebut.
Baca juga: Tentara IDF Unggul Senjata-Pasukan, Kenapa Hamas Malah Makin Kuat? Israel Gagal Paham Soal Gaza
Adopsi Taktik Gerilya Ala Viet Cong
Komandan Brigade ke-12 Kolonel Avri Elbaz menyatakan, “Hamas telah mengadopsi taktik Viet Cong di sini, dengan pertempuran lambat dan tersembunyi dari terowongan dan bunker untuk mencoba menarik kita ke dalam konflik yang berkepanjangan.”
Surat kabar Israel memperkirakan bahwa Koridor Philadelphia, yang dikuasai sepenuhnya oleh Israel pada akhir Mei, akan segera menyerupai Koridor Netzarim, yang membagi bagian utara Gaza dari selatan.
Di Netzarim, tentara Israel telah mendirikan pos-pos permanen, mempertahankan kehadiran secara konstan, dan melakukan serangan ke lingkungan sekitar Rafah untuk menargetkan pejuang dari sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam.
Baca juga: Al Qassam Hajar 2 Tank Merkava di Rafah, IDF Mandi Mortir di Zaytoun, Adu Kuat Strategi di Netzarim
“Mempertahankan Koridor Netzarim selama tiga bulan pada awal tahun ini membuktikan kepada saya, secara militer dan profesional, betapa pentingnya mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia untuk menyelesaikan misi kami di sini,” tegas Komandan Brigade Nahal Kolonel Yair Zuckerman.
Operasi intensif di jantung kota Rafah, di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, diperkirakan akan segera berakhir, dengan Israel memindahkan pasukan darat ke utara untuk kemungkinan invasi ke Lebanon.
Namun belakangan, pihak IDF menyatakan operasi militer di Rafah akan berlansung dalam waktu yang tidak sebentar.
Baca juga: Komandan Brigade ke-12 Israel: Hamas Mempelajari Kami, Bodoh Jika Bilang Operasi Rafah Selesai Cepat
Pun begitu, perang akan terus berlanjut di Gaza namun dengan serangan yang lebih terarah dibandingkan serangan darat skala penuh dan pemboman massal.
Operasi militer yang lebih terbatas juga akan memungkinkan Israel untuk menyimpan bom-bom berat, yang telah menewaskan warga sipil Palestina dalam skala besar, untuk perang di utara.
“Apakah Anda mempunyai dilema mengenai alokasi sumber daya? Ambil rentetan bom besar ke utara; kami akan mengelola tempat ini dengan apa yang kami punya,” kata salah satu komandan brigade kepada panglima militer.
Baca juga: Jaringan Terowongan Hizbullah Lebih Luas Dibanding Punya Hamas: Suplai Senjata dari Iran Lancar Jaya
IDF Kepayahan Hancurkan Terowongan
Letnan Kolonel Oz Mualem, komandan Batalyon 931 Nahal, membahas sulitnya menghancurkan jaringan terowongan Al Qassam.
“Kita sudah memasuki negeri terowongan,” jelasnya.
“Ada terowongan 360 derajat di sekitar kita, di segala arah dan pada kedalaman berbeda di bawah tanah. Jika kamu tidak hati-hati, kamu akan maju dan terkena serangan dari lubang tersembunyi yang kamu lewatkan.”
“Ada sejumlah besar rompi peledak dan IED di sini yang tidak kami lihat di Shati atau Jabaliya, jadi kami tidak terburu-buru seperti yang kami lakukan di sana untuk menghindari membahayakan tentara. Sungguh membuat frustrasi untuk kembali ke tempat di mana Anda pernah bertempur dan tiba-tiba menghadapi ladang ranjau baru, namun itulah mengapa kami melakukan ini dengan cerdas, berdasarkan pengalaman kami.”
Komandannya, Kolonel Zuckerman, menambahkan, “Pusat gravitasi Hamas di sini adalah terowongan. Itu sangat rumit, tapi kita akan membahasnya. Musuh tidak menunggu kita, tapi rumah jebakan mereka menunggu kita.”
(oln/thecradle/khbrn/YA/*)