Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemukim Israel Serang Penduduk Palestina dengan Gas Air Mata dan Tongkat, IDF Diam Saja Menonton

Pemukim Israel serang penduduk Umm Al-Khair Gaza dengan gas air mata dan tongkat, IDF yang melihatnya hanya diam saja.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Pemukim Israel Serang Penduduk Palestina dengan Gas Air Mata dan Tongkat, IDF Diam Saja Menonton
Tangkapan Layar Twitter/X
Pemukim Israel menyerang penduduk menggunakan gas air mata dan tongkat di sebuah desa terpencil di Tepi Barat yang diduduki, Umm Al-Khair pada Senin (1/7/2024) kemarin, enam orang dilarikan ke rumah sakit. Pada saat kejadian itu berlangsung, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berada di dekat lokasi hanya berdiri mematung, menonton aksi sadis itu tanpa campur tangan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemukim Israel menyerang penduduk menggunakan gas air mata dan tongkat di sebuah desa terpencil di Tepi Barat yang diduduki, Umm Al-Khair, pada Senin (1/7/2024) kemarin.

Akibatnya, enam orang dilarikan ke rumah sakit, Al Jazeera melaporkan.

Pada saat kejadian itu berlangsung, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ada yang berada di dekat lokasi.

IDF hanya berdiri mematung, menonton aksi sadis itu tanpa campur tangan, AP News melaporkan.

Warga desa mengatakan para pemukim dari pos yang dikenal sebagai Roots Farm menembakkan tabung gas air mata ke arah warga dan menggunakan tongkat untuk menyerang seorang pria.

Pemimpin pos Israel, Shimon Atiya, juga menembakkan dua peluru tajam ke daerah tersebut.

“Banyak sekali perempuan tergeletak di tanah, berjuang untuk bernapas,” kata aktivis hak asasi manusia setempat, Basel Adra, kepada AP.

BERITA REKOMENDASI

Video yang diunggah di media sosial oleh penduduk menunjukkan sekelompok sekitar 40 polisi perbatasan dan tentara Israel menyaksikan para pemukim menyerang desa tersebut.

Saat ambulans berusaha mengevakuasi korban luka, Adra mengatakan tentara menghentikan kendaraan, sehingga para pemukim bisa mengintip ke dalam. Tentara juga sempat menahan seorang pria Palestina yang berada di dalam ambulans sebelum melepaskannya pada hari yang sama.

Ini adalah serangan pemukim terbaru di desa Badui.

Sebelumnya ada kejadian serupa dan sudah dua kali terjadi.

Baca juga: Waswas Diserang IDF, Pasien RS Eropa Gaza hingga Alat-alat Medis Dipindahkan ke RS Al-Nasser

Otoritas Israel juga menggelar aksi pembongkaran rumah besar-besaran dalam sepekan terakhir.

Minggu lalu, buldoser militer Israel menghancurkan beberapa rumah di desa tersebut.

Hampir seperempat dari 200 penduduk desa tersebut–termasuk 31 anak-anak dan seorang seniman Palestina terkemuka–kehilangan rumah.

PBB: Jumlah tahanan asal Gaza yang ditahan di penjara Israel tidak diketahui

Dalam perkembangan lain yang dilaporkan Al Jazeera, Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), OCHA, mengatakan bahwa jumlah “warga Palestina dari Gaza yang telah ditahan oleh militer Israel” sejak 7 Oktober 2023 “masih belum diketahui”.

OCHA mengatakan bahwa data yang dirilis oleh Dinas Penjara Israel (IPS) kepada Hamoked, sebuah organisasi hak asasi manusia Israel, tidak termasuk tahanan Palestina dari Gaza.

Desember tahun kemarin, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengunjungi warga Palestina mana pun yang ditahan di penjara Israel sejak 7 Oktober.

Ini dianggap sebagai salah satu bentuk pelanggaran kewajiban Israel berdasarkan Konvensi Jenewa untuk menyediakan akses bagi ICRC.

Banyak warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel menceritakan penyiksaan, pelecehan psikologis, dan penahanan dalam kondisi yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat.

Pembebasan Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Dr. Muhammad Abu Salmiya, telah memicu reaksi marah di Israel, Walla melaporkan.

Berbicara setelah pembebasannya, Abu Salamiya mengatakan situasi tahanan Palestina di penjara Israel "tragis".

"Apa yang dialami para tahanan adalah sesuatu yang belum pernah dialami oleh rakyat Palestina sejak Nakba hingga hari ini," katanya, mengacu pada pemindahan massal warga Palestina setelah pembentukan Israel pada tahun 1948.

Baca juga: Israel Akui Sersan IDF Tewas, Lainnya Terluka Kena Alat Peledak Improvisasi Buatan Pejuang Palestina

Dia mengatakan para tahanan tidak mendapatkan cukup makanan dan air dan menghadapi “penghinaan fisik” dan menyebut

“Kami akan membangun kembali Gaza dari nol, dan kami akan mengembalikan Kompleks Medis Shifa, tempat kami ditahan, menjadi seperti semula dan lebih baik, Insya Allah.”

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa pembebasannya dilakukan setelah melalui proses hukum formal.

Berdasarkan hukum tersebut, ia dinyatakan tidak terbukti bersalah atas apa pun.

Menurut lembaga penyiaran Israel Kan, ia dibebaskan bersama warga Palestina lainnya pada hari Senin (1/7/2024) karena kelebihan kapasitas di fasilitas penahanan Israel.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas