Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Umumkan akan Setop Perang dengan Israel jika Ada Gencatan Senjata di Gaza

Keterlibatan Hizbullah dalam perang Israel-Hamas merupakan dukungan bagi sekutunya, Hamas.

Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Hizbullah Umumkan akan Setop Perang dengan Israel jika Ada Gencatan Senjata di Gaza
AFP
Ilustrasi - Pejuang Hizbullah di kota Ghazieh di selatan Lebanon pada 12 November 2019. Keterlibatan Hizbullah dalam perang Israel-Hamas merupakan dukungan bagi sekutunya, Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil pemimpin kelompok militan Lebanon Hizbullah, Sheikh Naim Kassem, mengatakan satu-satunya jalan pasti menuju gencatan senjata di perbatasan Lebanon-Israel adalah gencatan senjata penuh di Gaza.

Sheikh Naim Kassem menyebut, keterlibatan Hizbullah dalam perang Israel-Hamas merupakan 'garis depan dukungan' bagi sekutunya, Hamas.

“Jika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan berhenti tanpa diskusi apa pun,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di kantor politik kelompok tersebut di pinggiran selatan Beirut, Selasa (2/7/2024).

"Jika perang berhenti, dukungan militer ini tidak akan ada lagi," tegasnya.

Namun, jika Israel mengurangi operasi militernya tanpa perjanjian gencatan senjata formal dan penarikan penuh dari Gaza, implikasinya terhadap konflik perbatasan Lebanon-Israel kurang jelas.

"Jika apa yang terjadi di Gaza adalah campuran antara gencatan senjata dan tidak ada gencatan senjata, perang dan tidak ada perang, kami tidak dapat menjawab (bagaimana kami akan bereaksi) sekarang, karena kami tidak tahu bentuknya, hasilnya, dampaknya," papar Kassem.

Pembicaraan Gencatan Senjata Buntu

Pada Sabtu (29/6/2024), seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan tidak ada kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata dengan Israel mengenai perang Gaza.

Berita Rekomendasi

Osama Hamdan mengatakan, kelompok Palestina masih siap untuk menangani secara positif setiap proposal gencatan senjata yang mengakhiri perang.

Upaya mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata.

Kedua belah pihak pun saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.

Baca juga: Dukung Hizbullah dengan Segala Cara, Iran: Timur Tengah akan Membara Jika Israel Bombardir Lebanon

Hamas mengatakan, kesepakatan apapun harus mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Sementara, Israel mengatakan pihaknya hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran sampai Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak 2007, dilenyapkan.

Hamdan lalu menyalahkan Amerika Serikat yang menekan Hamas agar menerima persyaratan Israel.

"Sekali lagi, Hamas siap untuk menangani secara positif setiap proposal yang menjamin gencatan senjata permanen, penarikan komprehensif dari Jalur Gaza, dan kesepakatan pertukaran yang serius," ujarnya, dikutip dari Arab News.

Pernyataan Osama Hamdan itu merujuk pada potensi pertukaran sandera yang ditahan di Gaza dengan warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, pertempuran sengit dilaporkan terjadi di daerah Shujayea di Gaza sementara PBB mengatakan jumlah orang yang mengungsi di wilayah yang terkepung dan dibombardir itu kini telah mencapai 1,9 juta.

Ratusan pasien Palestina yang terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Eropa dan kamp tenda bagi para pengungsi di Khan Younis telah kosong ketika tentara Israel memerintahkan evakuasi segera wilayah timur kota terbesar kedua di Gaza.

Perintah evakuasi massal terbaru muncul ketika tank-tank Israel dan pertempuran sengit menjebak warga sipil Palestina di Rafah, di selatan Jalur Gaza, dan lingkungan Shujayea di utara Kota Gaza.

Baca juga: Media Israel: IDF Gempur Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon

Ilustrasi - Asap membumbung dari Kota Gaza saat artileri dan pesawat udara Israel membombardir.
Ilustrasi - Asap membumbung dari Kota Gaza saat artileri dan pesawat udara Israel membombardir. (khaberni)

Pasukan Israel menewaskan empat warga Palestina selama serangan terhadap kamp pengungsi Nur Shams di kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki.

Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 31 warga Palestina pada hari Selasa, termasuk sembilan anggota keluarga yang mengungsi.

Setidaknya 37.925 orang tewas dan 87.141 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139 dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas