Peringatkan Kehancuran, Eks Pejabat AS Yakin Israel Tak Punya Gambaran Realistis Lawan Hizbullah
Kekuasaan Netanyahu dan perlindungannya dari tuduhan korupsi dianggap bergantung pada upaya mempertahankan keadaan perang.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan analis intelijen militer Amerika Serikat (AS), Harrison Mann, menyebut Israel telah salah menghitung biaya perang baru yang potensial dengan Hizbullah.
Harrison Mann merupakan seorang mayor di Badan Intelijen Pertahanan dan perwira militer AS berpangkat tertinggi.
Namun, Harrison Mann telah mengundurkan diri karena konflik Gaza.
Harrison Mann memperingatkan Israel dengan mencatat bahwa hal itu dapat mengakibatkan korban sipil yang signifikan baik di Lebanon maupun Israel.
Ia juga menggarisbawahi risiko tinggi Israel terlibat dalam perang di perbatasan utaranya karena alasan politik internal, yang terutama didorong oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menurutnya, kekuasaan Netanyahu dan perlindungannya dari tuduhan korupsi dianggap bergantung pada upaya mempertahankan keadaan perang.
"Saya tidak tahu seberapa realistis penilaian mereka terhadap kehancuran yang akan dialami Israel, dan saya cukup yakin mereka tidak memiliki gambaran realistis tentang seberapa sukses mereka melawan Hizbullah," ujarnya, Selasa (2/7/2024), dikutip dari Arab News.
Harrison Mann menambahkan, militer Israel menyadari bahwa mereka tidak dapat secara pasti menyerang persenjataan besar Hizbullah, yang bercokol di pegunungan Lebanon.
Israel Siap Perang dengan Hizbullah
Sementara itu, Israel sedang bersiap untuk mengubah situasi di perbatasannya dengan Lebanon, tetapi berharap hal itu tidak perlu dilakukan.
Hal ini disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (23/6/2024) lalu.
Baca juga: IDF Tak Siap Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah usai Lawan Hamas, Amunisi hingga Energi Menipis
Pernyataan Netanyahu tersebut merujuk pada konfrontasi yang sedang berlangsung antara tentara Israel dengan kelompok Hizbullah Lebanon.
"Jika perlu, kami akan menghadapi tantangan ini juga."
"Kami dapat bertempur di beberapa medan. Kami siap untuk ini," katanya tentang kemungkinan perang besar-besaran dengan Hizbullah, dilansir Anadolu Agency.
Terkait perang di Gaza, Netanyahu mengatakan fase pertempuran sengit sudah hampir berakhir, tetapi perang tidak akan berakhir sampai Hamas tidak lagi menguasai daerah kantong itu.