Peringatkan Kehancuran, Eks Pejabat AS Yakin Israel Tak Punya Gambaran Realistis Lawan Hizbullah
Kekuasaan Netanyahu dan perlindungannya dari tuduhan korupsi dianggap bergantung pada upaya mempertahankan keadaan perang.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
Netanyahu mengatakan, Tel Aviv ingin mendirikan “klan lokal” untuk menguasai Jalur Gaza.
Ia juga mengatakan, membangun kembali permukiman Israel di Gaza adalah “tidak realistis” dan tidak akan melayani tujuan perang.
Sebagai informasi, Israel dan Hizbullah masing-masing mendapat pelajaran dari perang terakhir mereka pada 2006, konflik selama sebulan yang berakhir seri.
Mereka juga mempunyai waktu hampir sembilan bulan untuk bersiap menghadapi perang lainnya, bahkan ketika Amerika Serikat berusaha mencegah meluasnya konflik yang dapat memicu konfrontasi dengan Iran dan membahayakan pasukan AS di wilayah tersebut.
Hizbullah yang didukung Iran pada awalnya tampak terkejut dengan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, sekutu regionalnya, namun mulai menembakkan roket ke Israel utara pada hari berikutnya.
Sejak saat itu, Hizbullah dan Israel hampir setiap hari saling melancarkan serangan lintas batas dan meningkat secara bertahap.
Baca juga: Iran Siap Bekingi Hizbullah jika Perang dengan Israel: Tak Ada Pilihan Lain
Israel juga melakukan pembunuhan yang ditargetkan terhadap tokoh Hizbullah dan Hamas di Lebanon.
Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi.
Tidak ada prospek bagi mereka untuk kembali dalam waktu dekat.
Tentara Israel mengatakan pihaknya telah menyetujui dan memvalidasi rencana serangan di Lebanon.
Meskipun keputusan untuk melancarkan operasi semacam itu harus datang dari kepemimpinan politik negara tersebut.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, pertempuran sengit dilaporkan terjadi di daerah Shujayea di Gaza sementara PBB mengatakan jumlah orang yang mengungsi di wilayah yang terkepung dan dibombardir itu kini telah mencapai 1,9 juta.
Ratusan pasien Palestina yang terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Eropa dan kamp tenda bagi para pengungsi di Khan Younis telah kosong ketika tentara Israel memerintahkan evakuasi segera wilayah timur kota terbesar kedua di Gaza.
Perintah evakuasi massal terbaru muncul ketika tank-tank Israel dan pertempuran sengit menjebak warga sipil Palestina di Rafah, di selatan Jalur Gaza, dan lingkungan Shujayea di utara Kota Gaza.
Baca juga: Hizbullah Umumkan akan Setop Perang dengan Israel jika Ada Gencatan Senjata di Gaza