Netanyahu akan Gelar Rapat Kabinet Keamanan untuk Bahas Proposal Gencatan Senjata Hamas
Israel sudah terima tanggapan Hamas mengenai proposal gencatan senjata, Netanyahu akan gelar rapat kabinet keamanan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akan mengadakan pertemuan kabinet keamanan pada Kamis (4/7/2024) malam waktu setempat.
Netanyahu dan kabinetnya akan membahas tanggapan proposal dari Hamas tentang kemungkinan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Reuters melaporkan.
Sebelum rapat kabinet, Netanyahu berkonsultasi dengan tim perundingan gencatan senjata terlebih dahulu.
Dilaporkan sebelumnya, Israel mengatakan bahwa mereka telah menerima tanggapan Hamas terhadap garis besar perjanjian gencatan senjata terbaru, dan akan mengevaluasi dokumen tersebut sebelum memberikan tanggapan.
“Israel sedang mengevaluasi pernyataan tersebut dan akan menyampaikan jawabannya kepada para mediator,” ujar Mossad dalam pernyataannya, Rabu, dilansir The Times of Israel.
Hamas kemudian mengkonfirmasi bahwa mereka telah menyerahkan tuntutan terbarunya.
Hamas menyatakan bahwa mereka bersemangat untuk mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang.
"Komunikasi kami dengan para mediator terus berlanjut," ujar perawakilan Hamas.
“Kami bertukar pikiran dengan para mediator dengan tujuan menghentikan perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza."
Dalam pernyataan selanjutnya, Hamas mengatakan pemimpin politbiro yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh, telah berbicara dengan mediator di Qatar dan Mesir mengenai gagasan yang sedang dibahas.
Haniyeh menambahkan bahwa pembicaraan juga telah diadakan dengan para pejabat Turki mengenai perkembangan terkini.
Baca juga: Lagi, 2 Komandan IDF Tewas di Gaza Utara, Israel Tinjau Kembali Usulan Gencatan Senjata Hamas
“Gerakan ini dilakukan dengan semangat positif sesuai dengan isi musyawarah yang sedang berlangsung,” katanya.
Negosiasi selama lebih dari enam bulan yang dilakukan oleh para mediator termasuk AS, Qatar dan Mesir berulang kali gagal mencapai kesepakatan.
Versi proposal gencatan senjata saat ini didasarkan pada proposal yang dipublikasikan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei lalu.