Perang Rusia-Ukraina Hari ke-862: Turki Klaim Bisa Bantu Vladimir Putin Akhiri Perang
Perang Rusia-Ukraina hari ke-862: Presiden Turki Erdogan klaim bisa bantu Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri perang dengan Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Ioann Ashcheulov (24), dijatuhi hukuman 17 setengah tahun oleh pengadilan militer Moskow sementara saudara-saudaranya, Alexei (20) dan Timofey (19) dijatuhi hukuman 17 tahun.
“Saya yakin para pemimpin Rusia, atas nama negara Rusia, telah melakukan kejahatan besar, yang terbesar di abad ke-21,” kata Ioann Ashcheulov saat pembacaan vonis atas tuduhan pengkhianatan, dikutip dari Mediazona.
“Tindakan saya … merupakan upaya untuk menghentikan kejahatan ini,” katanya.
Ia menekankan ia tidak menganggap dirinya sebagai pengkhianat Rusia dengan mengatakan, “Saya tidak berkewajiban untuk mendukung semua yang dilakukan pemerintah negara tempat saya dilahirkan.”
Ketiganya adalah putra seorang pendeta Ortodoks Rusia, Igor Ashcheulov, yang berkhotbah di wilayah Lipetsk barat.
Majelis Umum PBB akan Terus Bela Ukraina
Majelis umum PBB akan terus membela integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina apa pun hasil pemilihan nasional di seluruh dunia tahun ini.
"Saya yakin bahwa rakyat Ukraina tidak akan menyerah," kata Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Franci, kepada Associated Press selama kunjungan pertamanya ke Ukraina.
Turki Klaim Dapat Bantu Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Presiden Turki Tayyip Erdoğan telah mengatakan bisa membantu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.
Erdogan berbicara kepada Presiden Rusia di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Kazakhstan pada Rabu (3/7/2024), mengatakan ia percaya perdamaian yang adil dan menguntungkan kedua belah pihak adalah hal yang mungkin dilakukan.
Namun, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengesampingkan peran apa pun sebagai perantara bagi pemimpin Turki.
"Tidak, itu tidak mungkin," kata Dmitry Peskov, menurut kantor berita Rusia Tass, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Turki adalah anggota NATO, tetapi tidak seperti para pemimpin NATO lainnya, Erdogan berusaha menjaga hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina selama perang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)