Pawai Drone Hizbullah Hancurkan Galilea Atas, Israel Bombardir Naqoura-Tayr Harfa Pakai Bom Fosfor
Kerusakan signifikan pada pemukiman Yahudi Israel di bagian utara terjadi setelah serangan drone Hizbullah.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dalam beberapa minggu terakhir, eskalasi antara Tel Aviv dan Hizbullah meningkat, meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang habis-habisan, terutama ketika tentara mengumumkan persetujuannya atas rencana operasional serangan skala besar di Lebanon.
Strategi Buta dan Tulikan Sistem Pengawasan IDF
Dalm konteks konfrontasi harian di perbatasan, Hizbullah Lebanon dilaporkan mampu mengecoh teknologi pengawasan canggih Israel di garis perbatasan wilayah kedua negara, kantor berita Reuters melaporkan.
Seperti diketahui, konfrontasi antara petempur Hizbullah Lebanon dan tentara Israel (IDF) di perbatasan makin intensif seiring berlarutnya perang dan invasi (IDF) di Jalur Gaza.
Baca juga: Media Israel: IDF Gempur Hizbullah pada Paruh Kedua Juli, Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
"Seiring dimulainya operasi Badai Al Aqsa, oleh kelompok-kelompok milisi perlawanan Palestina, Hizbullah, dalam rangka memerangi sejumlah besar kekuatan pasukan Israel, di utara Wilayah pendudukan, dan menurunkan tekanan terhadap perlawanan di Gaza, melancarkan operasi militer berat yang dilakukan setiap hari terhadap target-target Israel, di dalam Wilayah pendudukan," tulis PT, dikutip Rabu (10/7/2024).
Terkait upaya melemahkan kekuatan IDF, Hizbullah menerapkan strategi yang diyakini tidak terbaca secara jelas oleh perangkat pengawasan canggih yang dimiliki Israel.
"Hizbullah menggunakan teknologi drone miliknya untuk melakukan observasi, dan menyerang pusat-pusat pengumpulan informasi Israel, strategi yang disebut Sekjen Hizbullah sebagai strategi membuat tuli dan buta Israel," tulis Reuters.
Menurut Reuters, Hizbullah, melarang penggunaan telepon seluler oleh pasukannya karena kemungkinan terlacaknya posisi mereka.
Ketimbang memakai perangkat kekinian, Hizbullah meminta para pertempurnya menggunakan perangkat yang lebih tua alias 'Jadul' termasuk pager dan pengirim pesan yang dapat mengirim pesan-pesan suara secara pribadi.
Baca juga: Jaringan Terowongan Hizbullah Lebih Luas Dibanding Punya Hamas: Suplai Senjata dari Iran Lancar Jaya
Drone Hizbullah Lalu-lalang di Atas Pemukiman Yahudi Israel
Video baru yang diambil oleh drone Hizbullah, Hodhod, dari dalam Wilayah pendudukan, telah memicu reaksi luas media-media Israel, dan mereka percaya tujuan publikasi video lokasi-lokasi sensitif Israel, oleh Hizbullah, sebagai kekuatan pencegahan yang dipaksakan terhadap sistem keamanan-militer Rezim Zionis.
Para pakar Israel, sehubungan dengan hal ini mengatakan bahwa langkah tersebut adalah bentuk lain dari pertempuran yang menunjukkan tingkat kemampuan Hizbullah.
Menanggapi publikasi video Hizbullah ini, media-media Israel melaporkan, "Hizbullah memublikasikan peta dan video pangkalan-pangkalan militer yang sejak sembilan bulan lalu menjadi target serangan di Dataran Tinggi Golan."
Apa yang membuat Rezim Zionis, khawatir adalah terbangnya secara bebas drone Hodhod di wilayah pemukiman Yahudi Israel, seperti Nahariya, Akka, Golan, dan Afula, di utara Wilayah pendudukan, dan sistem-sistem pertahanan udara Israel, tidak menyadarinya.
Media-media Israel, mengakui kalau Hizbullah, memiliki kemampuan yang lebih besar, dan bisa menerbangkan beberapa skuadron drone, dan jika sampai terjadi perang, hal itu pasti akan dilakukannya.
Hizbullah hari Selasa, kembali merilis bagian lain dari operasi identifikasi drone Hodhod, di atas markas intelijen, militer dan pusat komando pasukan Israel, di Dataran Tinggi Golan, Suriah.
Pada akhir bulan Juni 2024, sumber media Israel, mengabarkan masuknya drone Hizbullah, ke utara Wilayah pendudukan, dan berhasil mengambil foto serta video lokasi-lokasi sensitif di pelabuhan Haifa.
Baca juga: Burung-Burung Hoopoe Bawa Kabar ke Hizbullah yang Bikin Israel Meriang, Situs Sensitif Terpetakan
(oln/khbrn/aja/*)