Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Takut Ditangkap ICC, Netanyahu Hindari Transit di Eropa Menuju AS, Kurangi Jumlah Penumpang Pesawat

Netanyahu dilaporkan menghindari transit di Eropa dalam perjalanannya menuju AS karena takut ditangkap ICC.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Takut Ditangkap ICC, Netanyahu Hindari Transit di Eropa Menuju AS, Kurangi Jumlah Penumpang Pesawat
Ohad Zwigenberg / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023 - Netanyahu dilaporkan menghindari transit di Eropa dalam perjalanannya menuju AS karena takut ditangkap ICC. 

TRIBUNNEWS.com - Perusahaan penyiaran Israel, Kan, Rabu (10/7/2024), melaporkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membatalkan perjalanan transitnya ke dua negara Eropa, Republik Ceko dan Hungaria.

Padahal, Netanyahu dijadwalkan transit di antara dua negara itu dalam perjalananannya ke Amerika Serikat (AS) untuk berpidato di depan Kongres pada 24 Juli 2024 mendatang.

Anadolu Ajansi melaporkan, Netanyahu juga diperkirakan akan bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih.

Kan menyebut Netanyahu memilih membatalkan perjalanannya ke negara Eropa lantaran takut ditangkap di tengah kemungkinan keputusan dikeluarkannya surat penangkapan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Menurut laporan, Netanyahu sempat mempertimbangkan untuk transit di Republik Ceko dan Hungaria sebelum mendarat di AS.

Sebab, pesawat Netanyahu, yang dikenal sebagai Wing of Zion, tidak bisa melakukan penerbangan langsung dari Israel melintasi Samudra Atlantik, dengan kapasitas penumpang penuh.

Karena itu, kantornya meninjau pilihan untuk transit lebih dulu di Republik Ceko atau Hungaria, karena dua negara itu dianggap sebagai sekutu Israel.

BERITA REKOMENDASI

Tetapi, Netanyahu pada akhirnya memutuskan untuk melakukan penerbangan langsung ke Washington dengan membatasi jumlah penumpang.

Pada Mei 2024 lalu, Kepala Jaksa ICC, Karim Khan, meminta dikeluarkannya surat penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Jalur Gaza.

Sebelumnya, pada awal Juli, Israel meminta 25 negara untuk memberikan pendapatnya soal permintaan Khan itu.

Walla melaporkan, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengirim surat kepada 25 menteri luar negeri di seluruh dunia, meminta mereka untuk "bergabung dengan Inggris dalam mengajukan pendapat hukum ke ICC di Den Haaf, terhadap permintaan Jaksa Agung Khan terkait surat penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant."

Baca juga: 12 Pengakuan Tentara Israel soal Genosida di Gaza: Kami Dibebaskan Menembak Siapa Saja

Walla juga mengutip pejabat senior di Kementerian Pendudukan Israel yang mengatakan, "Jika ke-25 negara ini, atau bahkan beberapa di antaranya, mengirimkan pendapat hukum ke ICC, para Hakim mungkin mempertimbangkan untuk tidak menanggapi permintaan Jaksa Agung."


Sementara itu, jumlah warga sipil yang tewas di Jalur Gaza semakin meningkat.

Memasuki hari ke-278 serangan Israel di Gaza, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengonfirmasi, sebanyak 38.295 orang tewas dan 88.241 lainnya terluka.

Dalam laporan hariannya, Kementerian mengumumkan Israel telah melakukan empat pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 52 orang dan melukai 108 orang hanya dalam 24 jam terakhir.

Laporan tersebut mencatat, beberapa korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, karena tim darurat dan pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.

Diprediksi Bertemu Biden

Kunjungan Netanyahu ke AS untuk berbicara di kongres sidang gabungan DPR dan Senat pada 24 Juli 2024 mendatang, diprediksi akan berlanjut dengan pertemuan bersama Biden.

Perkiraan pertemuan Biden dan Netanyahu ini pertama kali dilaporkan oleh CNN.

CNN menyebut rincian logistik pertemuan keduanya masih dalam tahap penyelesaian.

Meski AS tetap mempertahankan dukungan kuatnya terhadap Israel, baik secara diplomatis maupun persediaan senjata di tengah serangan di Gaza, Biden dalam beberapa kesempatan menyatakan keprihatiannya terhadap tindakan sekutunya itu.

Baca juga: Pemilik Restoran di Vietnam Usir Keluarga Israel: Kami Hanya Menerima Manusia, Anjing, dan Kucing

Biden pernah menyinggung kampanye pengeboman Israel di Gaza sebagai tindakan yang tidak pandang bulu.

Lalu, di kesempatan lain, Biden juga menyebut respons militer Israel sebagai tindakan yang "berlebihan".

Dalam percakapan telepon dengan Netanyahu pada bulan April setelah pembunuhan pekerja bantuan, Biden mendesaknya untuk mengambil lebih banyak langkah untuk melindungi warga sipil di Gaza.

Biden mengatakan kebijakan AS mungkin akan berubah.

Partai Republik mengkritik Biden, seorang Demokrat, atas hal tersebut dan mendesak lebih banyak dukungan untuk Israel, dilansir Reuters.

Dukungan AS yang masih berlanjut di tengah genosida di Gaza memicu banyaknya kritik internasional.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas