Berkali-kali Dibongkar, Dermaga Apung Gaza akhirnya Bakal Ditutup Permanen
AS akan menutup secara permanen dermaga bantuan Gaza dan menyerukan aliran tambahan pasokan melalui darat
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Dermaga apung yang dibangun untuk tujuan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, akan segera ditutup permanen setelah berkali-kali dibongkar karena alasan cuaca buruk, Reuters melaporkan.
Dermaga apung yang dipasang di lepas pantai di Gaza itu mulai beroperasi sejak Mei lalu.
Melalui dermaga itu, bantuan seberat 8.100 metrik ton telah sampai di area pengumpulan di pantai Gaza.
Namun, sebagian besar bantuan tidak terdistribusikan dengan baik karena badan PBB yang bertugas membagikannya, menghentikan operasi pada bulan Juni karena masalah keamanan.
Dermaga apung dibongkar untuk ketiga kalinya pada akhir Juni dan pada saat itu otoritas AS mengatakan akan memasangnya lagi.
Namun Juru Bicara Pentagon, Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder mengatakan pihaknya gagal memasang kembali dermaga tersebut yang dijadwalkan pada hari Rabu (10/7/2024).
Belum ada tanggal baru untuk pemasangan kembali, namun proyek tersebut akan segera berakhir.
“Dermaga ini selalu dimaksudkan sebagai solusi sementara untuk memungkinkan aliran bantuan tambahan ke Gaza selama periode kebutuhan kemanusiaan yang mengerikan. Dermaga akan segera menghentikan operasinya,” kata Ryder.
Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa operasi dermaga bisa dialihkan ke pelabuhan Ashdod di Israel secepatnya minggu depan, ketika bantuan yang ditujukan untuk dermaga di Siprus bisa habis.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa dermaga tersebut telah membantu membawa makanan dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.
Namun kini ada pasokan tambahan yang memasuki wilayah kantong Palestina melalui jalur darat.
Baca juga: Dermaga Apung Gaza Dibongkar Lagi, Ketiga Kalinya sejak Instalasi Awal, Kali Ini Apa Alasannya?
“Masalah sebenarnya saat ini bukanlah mengenai menyalurkan bantuan ke Gaza. Ini tentang bagaimana menyalurkan bantuan ke sekitar Gaza secara efektif,” katanya.
PBB telah lama berpendapat bahwa pengiriman melalui jalur laut bukanlah pengganti akses darat.
Dikatakan bahwa jalur darat harus tetap menjadi fokus utama operasi bantuan di Jalur Gaza.
"Kami akan terus mendorong apa yang sebenarnya kami butuhkan, yaitu pengiriman bantuan melalui jalan raya dalam skala besar ke Gaza,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan.
PBB telah mengawasi pengangkutan bantuan dari dermaga ke gudang Program Pangan Dunia atau WFP.
Namun operasi tersebut ditangguhkan untuk tinjauan keamanan setelah misi penyelamatan sandera pada 8 Juni di wilayah tersebut oleh militer Israel.
Akhir bulan lalu, WFP mengatakan pihaknya telah mengatur agar operator komersial mulai membersihkan bantuan yang terkumpul di dermaga untuk menghindari pembusukan.
Militer AS memperkirakan dermaga tersebut akan menelan biaya lebih dari US$200 juta dan melibatkan sekitar 1.000 anggota militer.
Update Perang Hamas-Israel
Sementara itu, berikut perkembangan lainnya seputar situasi di Jalur Gaza, seperti dilansir Al Jazeera.
- Penduduk Kota Gaza mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang Palestina sebanding dengan pertempuran paling sengit dalam perang sejauh ini.
Pertempuran itu menyebabkan lingkungan Shujayea hancur sementara tim pertahanan sipil bekerja untuk menemukan mayat-mayat dari reruntuhan.
- Serangan Israel terus berlanjut di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 26 warga Palestina pada hari Kamis.
- Dengan satu hari perundingan gencatan senjata yang berakhir tanpa kesepakatan, Hamas menuduh Israel mengulur waktu untuk menggagalkan putaran perundingan yang ada saat ini.
Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan masih ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum mencapai kesepakatan.
Baca juga: Dipaksa Israel Pergi dari Kota Gaza, Warga Palestina Tertawa & Menolak, Ini Alasannya
- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa dia mendukung kerangka gencatan senjata di Gaza, namun menuduh Hamas membuat tuntutan yang bertentangan dengan hal tersebut.
Netanyahu kembali menegaskan bahwa pertempuran tidak akan berhenti sampai Hamas dikalahkan.
- Setidaknya 38.345 orang telah tewas dan 88.295 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139 orang, dan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.