Israel Tetapkan Status Siaga di Eilat, IDF Kirim Pasukan Besar dan Helikopter Takut Milisi Menyusup
peningkatan status siaga di satu di antara kota ekonomi Israel itu lantaran kecurigaan ada penyusupan (infiltrasi) milisi perlawanan ke Eilat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pada bulan Januari lalu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui Resolusi 2722 yang isinya mendesak Houthi untuk menghentikan serangannya di Laut Merah.
Baca juga: Perlawanan Islam Irak Umumkan Serangan Target Penting di Kota Pelabuhan Eilat, Israel Selatan
Golber meminta Amerika Serikat (AS) agar lebih terlibat dalam melawan Houthi. Dia meyakini jika AS dianggap “lemah”, persoalan Eilat mungkin akan bertambah parah.
Sementara itu, Eli Bar Yossef yang menjadi CEO Pelabuhan Isdud meremehkan pentingnya Eilat.
Yossef mengklaim Isdud bisa menerima barang dagang yang awalnya akan dikirim ke Eilat.
“Ini masalah bagi Eilat, bukan masalah besar bagi kami,” kata Yossef dikutip dari Al Mayadeen.
Adapun Direktur Hubungan Internasional dan Pengembanan Bisnis pada Federasi Kamar Dagang Israel, Sarit Fishbane, mengatakan biaya pelayaran telah melonjak karena “tantangan logistik”.
“Di Israel, sektor konstruksi telah terdampak parah, dan kita juga melihat meningkatnya permintaan akan peralatan darurat dan produk pangan yang punya umur simpan yang lama,” ujar Fishbane.
Seorang konsultan keamanan bernama Richard Hussey mengatakan pelabuhan-pelabuhan Israel seperti Haifa dan Isdud juga berada dalam jangkauan roket Hizbullah.
Oleh karena itu, eskalasi besar bisa memunculkan serangan yang menghentikan perdagangan.
(oln/khbrn/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.