Misi Houthi Dalam Setahun Punya Rudal Hipersonik Bisa Jangkau Eropa, Target Saingi Nuklir AS
Brigjen Houthi Ansar Allah Aziz Rashed mengancam Eropa dan Amerika bahwa Houthi akan memiliki rudal jelajah lintas samudra hingga saingi nuklir AS
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Brigadir Jenderal pada Administrasi Bimbingan Moral Kementerian Pertahanan Ansar Allah yakni Aziz Rashed mengungkap misi sekaligus ancaman milisi Houthi kepada Eropa dan Amerika.
Milisi Houthi Ansar Allah menargetkan setahun dari sekarang memiliki rudal yang bisa menempuh jarak Eropa atau Samudra Atlantik.
Demikian juga ingin kemampuan mereka sebanding dengan kemampuan nuklir Amerika.
Hal ini diungkapnya pada wawancara khusus Al-Jazeera Qatar yang dirilis pada 13 Juli 2024.
Menurut Rashed, rudal jenis hipersonik dari milisi tersebut saat ini dapat mencapai Bab Al-Mandeb, Laut Merah, Laut Arabia, Samudra Hindia, dan Mediterania.
Bersama dengan kekuatan militer Iran dan milisi yang setia kepadanya di Irak dan Lebanon, menghalangi AS dan merampas haknya.
Ia memperingatkan jika AS dan sekutunya di kawasan tersebut memutuskan untuk memperluas perang melawan Houthi di Yaman, poros perlawanan akan mendukung Houthi dengan semua sumber daya dan kemampuannya.
Aziz Rashed mengawali dengan membahas kerja sama Houthi dengan milisi Syiah yang didukung Iran di Irak dan serangan gabungan mereka terhadap Israel.
Serangan-serangan ini dikoordinasikan di ruang operasi gabungan, dan waktu serta targetnya dipilih sedemikian rupa sehingga memungkinkan pesawat nirawak dan rudal untuk mengenai sasaran Israel.
Al-Jazeera mencatat, Rashed tidak menutup kemungkinan Houthi akan hadir di semua garis depan.
"Jika kawasan tersebut melihat aktivitas militer yang ekstensif, poros perlawanan akan menjadi bagian darinya. Kampanye ini akan menentukan nasib dan akan berdampak pada semua orang. Perjuangan Palestina adalah inti dari poros perlawanan."
Baca juga: Pemimpin Houthi Ultimatum Arab Saudi: Setop Mendukung Israel, Kami akan Balas dengan Cara yang Sama
"Rudal strategis memungkinkan Yaman (Houthi) untuk mendikte cakupan (geografis) aktivitas militer, bahkan jika kita tidak hadir di Lebanon Selatan atau di Irak."
Rashed mengklaim, Houthi meminta Mesir untuk mengizinkan mereka memasuki Rafah sehingga mereka dapat mengirim pasukan Yaman ke Gaza untuk membantu warga Palestina di sana.
Ia menjelaskan, poros perlawanan jelas akan mendukungnya dengan semua sumber daya dan kemampuannya jika AS menekan negara-negara yang berada di bawahnya di kawasan itu untuk bertindak melawan proksi Houthi bersama-sama di Yaman.