Tawanan Palestina Bercerita soal Siksaan Tak Manusiawi di Dalam Penjara Israel
Abayat mengatakan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir berpartisipasi dalam penyiksaan di penjara militer Ofer, sebelah barat Ramalla
Penulis: Hasanudin Aco
Ayah Abayat, Khalil, terkejut dengan kondisi kesehatan putranya.
"Keluarga sangat terkejut. Moazzaz tampak seperti orang yang sama sekali berbeda," katanya kepada Anadolu.
“Anak saya adalah seorang binaragawan, bekerja di toko daging, mudah bergaul, dan menjadi tulang punggung keluarga bagi lima orang anak. Kini, ia hampir kehilangan ingatannya, hampir lumpuh, kurus, tidak dapat berjalan, dan tidak mengenali banyak anggota keluarga,” imbuh Khalil.
Ia mencatat berat badan Moazzaz turun dari sekitar 110 kilogram menjadi hanya 50 kilogram.
“Moazzaz dipukuli selama masa penahanannya, dari saat ia ditangkap hingga pembebasannya.”
Diserang secara brutal
Dr. Nizar Qumsiyeh, direktur medis rumah sakit tersebut, mengatakan Abayat mengalami berbagai memar dan berada dalam kondisi psikologis yang serius.
“Kami telah memulai tes medis dan sedang menunggu hasilnya, tetapi jelas dia yakin dia masih di penjara dan dikelilingi oleh sipir,” imbuh Qumsiyeh.
“Ia memerlukan pemeriksaan dan tindak lanjut lebih lanjut untuk menentukan kebutuhan dietnya guna memulihkan kesehatan fisiknya dan kemudian memulai perawatan psikologis jangka panjang.”
Menurut Masyarakat Tahanan Palestina, Abayat dipukuli secara brutal saat ditangkap pada akhir Oktober 2023.
"Ia menjadi sasaran serangkaian serangan kejam, termasuk penyiksaan dan kelaparan," katanya.
"Kondisi kesehatannya setelah dibebaskan hari ini menjadi bukti atas apa yang ia alami selama penahanannya."
Abayat sebelumnya ditahan dua kali oleh pasukan Israel.
Ia tidak mengalami masalah kesehatan apa pun sebelum penangkapan terakhirnya.