PM Netanyahu: Serangan Depot BBM Yaman Bentuk Balas Dendam Israel ke Houthi
Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa serangan jet tempur Israel terhadap Pelabuhan Hodeidah (Hudaydah)
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Hal senada juga di ungkap Mohammed Al Houthi, anggota Dewan Politik kelompok yang turut, mengancam akan melakukan operasi yang akan mengganggu Israel sebagai tanggapan atas serangan terhadap Al Hudaydah.
Untuk menyukseskan serangan Houthi kabarnya bakal menggandeng kelompok perlawanan islam di Irak (IRI). Adapun Operasi gabungan ini sengaja di gelar Houthi dan kelompok perlawanan islam Irak dengan tujuan melumpuhkan Israel.
Keduanya bahkan tak segan mengeluarkan sejumlah senjata andalan mereka seperti drone angkatan laut, drone udara, hingga rudal balistik anti-kapal.
Mengukur Kekuatan Houthi
Houthi mengklaim bahwa pasukannya memiliki sejumlah senjata canggih untuk menyerang musuh-musuh mereka. Menurut situs Combating Terrorism Center, kelompok ini meluncurkan serangkaian sistem senjata canggih setahun usai menguasai Yaman atau sejak 2015, dengan bantuan dari Iran.
Salah satunya yakni rudal balistik jarak menengah Burkan 2-H, yang memiliki jarak tempuh 600 mil atau 965 kilometer. Houthi menggunakan peluru kendali itu untuk menyerang Riyadh dan Yanbu.
Tak hanya itu, Houthi diam-diam juga memiliki pesawat tak berawak UAV Qasef-1. Hal ini diketahui lantaran sejak 2017, mereka kerap meluncurkan rata-rata enam UAV ke rudal Patriot Koalisi Teluk.
Perkembangan teknologi paling signifikan yang dilakukan Houthi adalah konversi speed boat coast guard menjadi kapal drone peledak Shark-33. Houthi turut mengembangkan sekitar 30 stasiun pengawas pantai "spy dhow", drone, dan radar maritim ke kapal yang berlabuh untuk menciptakan solusi penargetan serangan.