Bagaimana Drone Houthi Bisa Capai Israel, Tempuh 2.600 Km, Lewati Sudan-Mesir, dan Kagetkan Israel?
Drone milik Houthi terbang menempuh jarak 2.600 km, melewati Eritrea, Sudan, Mesir, dan Sinai.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
Militer Israel terlihat lebih lama merespons kemunculan drone daripada kemunculan roket dan rudal.
Selepas serangan Houthi, Angkatan Udara Israel menguatkan sistem kendali dan identifikasi guna mencegah peristiwa serupa terjadi.
Di beberapa unit, proses pengambilan keputusan juga diubah. Kini dibutuhkan lebih dari satu orang untuk membuat keputusan final.
Di samping itu, Angkatan Udara Israel juga meningkatkan frekuensi misi patroli udara yang bertujuan untuk mendeteksi dan menembak jatuh benda misterius di dekat Kota Eilat.
Militer Israel kini mulai melengkapi diri dengan sistem pertahanan udara yang menggabungkan radar dengan meriam Vulcan.
Menurut militer Israel, sistem ini mungkin jauh lebih baik dalam menembak jatuh pesawat nirawak.
Sistem ini juga diklaim jauh lebih murah daripada sistem pertahanan udara Iron Dome.
Lebih dari seribu drone ditembakkan
Baca juga: Israel dan Houthi di Ambang Perang Besar, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Yaman
Sejak perang di Gaza meletus, sudah ada lebih dari 1.000 drone yang ditembakkan ke Israel dari berbagai penjuru.
Houthi akhirnya berhasil menembus sistem pertahanan udara setelah meluncurkan lebih dari 300 drone sejak Oktober 2023.
Keberhasilan Houthi itu memicu kekhawatiran di antara pejabat militer Israel. Hal tersebut memicu Israel untuk melancarkan serangan terbuka ke Yaman dan langsung mengaku berada di baliknya.
Serangan Israel ke Hodeidah, Yaman, pada Sabtu lalu menjadi serangan terjauh yang dilakukan militer Israel dari segi jarak terbang.
Jet-jet Israel menempuh jarak sekitar 1.800 km guna melancarkan serangan itu.
Kemenangan simbolis Houthi dan kegagalan AS
Seorang pakar sejarah Timur Tengah bernama Ibrahim Al-Marashi menyebut serangan Houthi ke Israel sebagai kemenangan simbolis.
Hal itu karena Houthi berhasil menembus wilayah Israel, menghindari sistem pertahanan udara Israel, dan menimbulkan kerusakan untuk pertama kalinya sejak perang di Jalur Gaza meletus.