Resmi Mundur dari Pilpres Amerika, Joe Biden: Ini Keputusan Terbaik untuk Partai dan Negara
Turunnya elektabilitas Joe Biden dalam pilpres AS terjadi setelah ia tampil kurang prima dalam debat calon presiden perdana duel dengan Donald Trump.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Joe Biden calon kandidat presiden dari partai Demokrat resmi mundur dari bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024.
Pengunduran diri ini disampaikan Biden di laman sosial media X, Senin (22/7/2024).
Dalam pengumuman yang diunggahnya, Biden menyebut keputusan dirinya mengundurkan diri dari bursa Pilpres AS merupakan keputusan yang terbaik bagi partai dan negara.
"Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin bahwa demi kepentingan terbaik partai dan negara saya, saya harus mengundurkan diri dan hanya fokus pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," tulis Biden di X, dikutip dari CNN International.
Meski resmi mundur dari bursa pilpres AS, namun pria berusia 81 tahun ini berjanji bahwa ia akan tetap menjalankan kewajibannya dengan semaksimal mungkin sebagai presiden hingga masa jabatannya berakhir pada 20 Januari 2025.
Baca juga: Drama Poltik Jelang Pengunduran Joe Biden Sebagai Capres AS, Joe Biden Kesal kepada Obama
Biden tak menjelaskan mengapa pihaknya menarik diri dari bursa pilpres AS, namun kemungkinan besar langkah tersebut diambil akibat desakan dari parlemen yang belakangan ini menyerukan agar Joe Biden segera mundur jadi calon kandidat presiden dari partai Demokrat.
Turunnya elektabilitas Joe Biden dalam pilpres AS terjadi setelah ia tampil kurang prima dalam debat calon presiden perdana duel dengan Donald Trump.
Dalam debat yang digelar selama 90 menit, Biden beberapa kali menjawab pertanyaan dengan gagap.
Tak sampai disitu Biden juga sempat berdiri membeku di belakang podium, mulut ternganga, matanya melebar dan tidak berkedip untuk waktu yang lama.
Biden dinilai tak fokus menyerang Trump. Bukannya mengadu data dan program, ia justru menyerang pribadi Trump atas kasus yang sedang menyeretnya.
Alasan ini yang membuat kubu Joe Biden yang mulai membelot memilih Trump, mereka mengaku khawatir dengan tindakan kekerasan yang akan meningkat selama masa-masa pemilu.
Pencapaian Biden Selama Jadi Presiden
Lewat pengumuman yang ditulisnya, Biden menyinggung keberhasilan saat memimpin AS melewati masa pandemi COVID-19.
Tak sampai disitu Biden juga mengklaim bahwa dirinya sukses menyelamatkan AS dari krisis ekonomi terburuk sejak Depresi Besar.
Menurunkan biaya obat resep bagi lansia, dan dalam memperluas akses layanan kesehatan terjangkau ke rekor jumlah orang Amerika.
Mengesahkan undang-undang keamanan senjata pertama dalam 30 tahun.
Mengangkat wanita Afrika-Amerika pertama ke Mahkamah Agung, serta mengesahkan undang-undang iklim paling signifikan dalam sejarah dunia.
Kepemimpinan Biden juga berhasil merevitalisasi dan memperkuat aliansi serta mengembalikan posisi Amerika Serikat di tempat terhormat dalam kancah internasional.
Kamala Harris Ditunjuk Jadi Pengganti Biden
Lebih lanjut, Biden mengajukan penggantinya adalah wakilnya yakni Kamala Harris. Biden menilai, Harris sebagai sosok pasangan terbaik.
Oleh karenanya Biden ingin Harris maju menggantikannya melawan Trump dan membawa kemenangan bagi Demokrat.
"Hari ini saya ingin memberikan dukungan penuh dan dukungan saya agar Kamala menjadi calon dari partai kita tahun ini. Demokrat, inilah saatnya untuk bersatu dan mengalahkan Trump. Mari kita lakukan ini," tegas Biden.
Tidak jelas apakah anggota senior Partai Demokrat lainnya akan menantang Harris untuk pencalonan partai tersebut, namun dengan dipilihnya Haris sebagai kandidat pengganti Biden suara partai Demokrat di bursa Pemilu bisa kembali naik lebih unggul dari pesaing utamanya yakni Donald Trump dari Partai Republik.