Serangan Israel di Yaman Dianggap Pamer, Houthi Sebut Tel Aviv Merasa Tak Aman
Serangan Israel di Yaman hanya pamer, bos Houthi mengancam akan membuat Tel Aviv tidak aman jika Israel tidak menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
“Musuh tidak lagi aman di tempat yang disebut Tel Aviv. Ini adalah masalah nyata bagi musuh dan persamaan baru yang akan terus berlanjut, Insya Allah, dan menunjukkan kegagalan para pelindung dan agen," katanya, merujuk pada AS yang melindungi Israel di kawasan itu melalui agennya.
Ia juga membantah tuduhan Israel dan sekutunya yang mengatakan Houthi mendapat drone dari pihak lain.
"Pesawat itu diproduksi oleh Yaman dan diluncurkan oleh pasukan Yaman, dan bukan, seperti yang diklaim beberapa orang, bahwa pesawat itu diproduksi dan diluncurkan oleh kekuatan lain," katanya.
Israel menyadari kelanjutan agresi di Jalur Gaza akan menimbulkan masalah dan krisis di sana, mengingat Houthi dan Hizbullah masih melanjutkan serangannya untuk menekan Israel.
Menurut Al-Houthi, Israel menyerang Hodeidah bukan semata-mata untuk membalas serangan drone pada 19 Juli 2024 di Jaffa (Tel Aviv), namun karena Israel merasa tertekan dan memastikan tetap mendapat perlindungan Amerika Serikat saat menyerang Yaman.
“Agresi (di Yaman) tidak akan menghalangi kami untuk melanjutkan fase kelima dukungan terhadap Gaza,” katanya.
"Jika serangan dan penargetan fasilitas sipil di negara kami berdampak pada rakyat kami, maka penggerebekan agen-agen Amerika akan berdampak pada mereka," ujarnya.
Al-Houthi juga memperingatkan warga Israel agar menyadari bahwa para pemimpinnya menyeret mereka ke dalam bahaya.
“Israel harus lebih khawatir dan menyadari bahwa para pemimpin mereka yang bodoh sedang menyeret mereka ke dalam bahaya yang lebih besar," katanya.
“Kami senang dengan pertempuran langsung antara kami dan musuh Israel, serta Amerika Serikat, karena kebijakan mereka adalah melawan kami melalui agen," ujarnya.
Al-Houthi menegaskan Houthi melakukan pertempuran suci dengan mendukung rakyat Palestina, dan siapa pun yang mempertanyakan posisi mereka harus melakukan hal yang sama atau lebih dari yang Houthi lakukan.
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Houthi mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangannya di Laut Merah sampai berakhirnya agresi Israel di Jalur Gaza, pencabutan pengepungan di Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.