Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza

UEA adakan pertemuan rahasia dengan Israel, AS susun rencana 'hari berikutnya' untuk Gaza.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza
AFP/OMAR AL-QATTAA
Seorang warga Palestina mengendarai sepedanya melewati reruntuhan bangunan dan saluran pembuangan terbuka, saat pengumpulan sampah dan layanan kota lainnya terhenti karena pemboman Israel di Jalur Gaza, di kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara pada tanggal 21 Juli 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP) 

AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza Palestina

TRIBUNNEWS.COM- AS, Israel, dan UEA Gelar Pertemuan Rahasia, Membahas Rencana 'Hari Berikutnya' untuk Gaza.

Uni Emirates Arab telah menawarkan untuk mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan multinasional untuk memerintah Gaza bersama Otoritas Palestina

AS, Israel, dan UEA mengadakan pertemuan rahasia di Abu Dhabi Kamis lalu untuk membahas rencana untuk Gaza setelah perang berakhir, Axios melaporkan pada 23 Juli.

Dua pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa pertemuan tersebut diselenggarakan oleh menteri luar negeri Emirat Abdullah Bin Zayed dan dihadiri oleh penasihat utama Presiden Biden untuk Asia Barat, Brett McGurk, dan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, penasihat dekat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dua pejabat senior pertahanan Israel yang telah mengerjakan proposal Israel untuk rencana hari berikutnya untuk Gaza juga melakukan perjalanan bersama Dermer ke Abu Dhabi, kata pejabat tersebut.

Pejabat UEA sebelumnya telah mengumumkan kesediaan mereka untuk mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan multinasional yang memerintah Gaza dalam kemitraan dengan Otoritas Palestina (PA) yang “direformasi”.

Berita Rekomendasi

Minggu lalu, Lana Nusseibeh, Utusan Menteri Luar Negeri UEA, menulis di Financial Times bahwa "misi internasional sementara" untuk Gaza diperlukan. "Tujuannya bukan untuk kembali ke status quo sebelum 7 Oktober," katanya.

“Setiap upaya ‘hari berikutnya’ harus secara fundamental mengubah arah konflik Israel-Palestina menuju pembentukan negara Palestina yang hidup dalam damai dan aman dengan negara Israel.”

Axios melaporkan lebih lanjut bahwa Perdana Menteri Netanyahu ingin UEA mengirim pasukan, membiayai rekonstruksi, dan merombak sistem pendidikan Gaza untuk “menderadikalisasi” penduduknya.

Akan tetapi, Netanyahu secara tegas menolak kekuasaan PA di Gaza dan menolak didirikannya negara Palestina.

Dia juga telah menyabotase upaya gencatan senjata yang akan mengakhiri perang, dan pembebasan warga Israel yang tersisa yang ditawan oleh Hamas di Gaza.

Netanyahu belum menjelaskan visinya untuk Gaza pascaperang. Namun, pasukan Israel terus membangun infrastruktur di koridor strategis Netzarim dan Philadelphi, yang menandakan bahwa pendudukan jangka panjang Israel di jalur tersebut sedang direncanakan.

Para menteri dalam pemerintahan Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, bersikeras perang harus terus berlanjut. Mereka mengatakan ingin menghancurkan Gaza, membersihkan jalur tersebut dari 2,3 juta penduduk asli Palestina, dan menempatkan orang-orang Yahudi Israel di tempat mereka.

Pertemuan Rahasia

AS, Israel, dan Uni Emirat Arab mengadakan pertemuan di Abu Dhabi Kamis lalu untuk membahas rencana untuk Gaza setelah perang berakhir, kata dua pejabat Israel.

Pertemuan tersebut menunjukkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mulai menyadari perlunya rencana realistis tentang bagaimana Gaza akan diperintah setelah perang Israel-Hamas.

Pejabat Israel mengatakan menteri luar negeri Emirat Abdullah Bin Zayed (ABZ) menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.

Penasihat utama Presiden Biden untuk Timur Tengah, Brett McGurk, dan penasihat Departemen Luar Negeri Tom Sullivan hadir dari pihak AS. Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, orang kepercayaan Netanyahu, hadir dari pihak Israel.

Dua pejabat senior pertahanan Israel yang telah mengerjakan proposal Israel untuk rencana hari berikutnya untuk Gaza juga melakukan perjalanan bersama Dermer ke Abu Dhabi, kata pejabat tersebut.

Sehari sebelum orang Israel tiba di Abu Dhabi, pihak Emirat memaparkan usulan mereka untuk hari setelah perang dalam sebuah opini yang ditulis oleh utusan khusus ABZ, Lana Nusseibeh.

Nusseibeh menganjurkan pengerahan misi internasional sementara ke Gaza. Ia mengatakan misi ini akan menanggapi krisis kemanusiaan, menegakkan hukum dan ketertiban, serta meletakkan dasar bagi pemerintahan.

Pejabat Emirat secara terpisah mengatakan kepada FT pada hari pertemuan trilateral di Abu Dhabi bahwa UEA akan siap menjadi bagian dari pasukan internasional semacam itu dan akan mengerahkan pasukan di lapangan.

Dia mengemukakan beberapa syarat utama, Di antaranya:

- Pasukan internasional harus memasuki Gaza atas undangan resmi dari Otoritas Palestina.

- Otoritas Palestina harus melakukan reformasi yang berarti dan dipimpin oleh perdana menteri baru yang berwenang dan independen.

- Pemerintah Israel perlu mengizinkan Otoritas Palestina berperan dalam memerintah Gaza dan menyetujui proses politik berdasarkan solusi dua negara.

- AS akan memiliki peran kepemimpinan dalam setiap inisiatif "hari berikutnya".

Kantor Perdana Menteri Israel, Gedung Putih, dan Kedutaan Besar UEA di Washington menolak berkomentar.

Emirat ingin menjadi bagian dari solusi di Gaza yang tidak akan menyertakan Hamas, tetapi juga memiliki keberatan kuat terhadap kepemimpinan Otoritas Palestina saat ini.

SUMBER: THE CRADLE, AXIOS

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas