Kronologi Polisi AS Tembak Mati Wanita di Illinois usai Telepon 911 ke Rumahnya
Sean Grayson, polisi di Illinois Amerika Serikat (AS) menembak mati seorang wanita, Sonya Massey, setelah ia menelepon 911 ke rumahnya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kepolisian Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat (AS), merilis video bodycam dua polisi terkait penembakan seorang wanita, Sonya Massey (36).
Video yang diambil tiga minggu lalu itu dirilis pada Senin (22/7/2024), dan memperlihatkan rekaman berdurasi 36 menit saat kedua polisi datang ke rumah Sonya Massey.
Sonya Massey sebelumnya menelepon 911 untuk melaporkan kemungkinan adanya seorang penyusup di rumahnya di Springfield.
Polisi yang datang diidentifikasi sebagai Sean Grayson dan satu rekan polisi.
Awalnya, Sean Grayson (30) dan rekan polisinya berbicara dengan Sonya Massey dengan tenang di teras rumahnya.
Saat mereka berbicara di ruang tamunya, kedua polisi itu melihat panci di atas kompor menyala dan salah satu dari mereka berkata, "Kita tidak butuh api saat kita di sini."
Sonya Massey bangkit dari kursi di ruang tamu dan mematikan kompor.
Wanita itu kemudian mengangkat panci itu dan dua polisi itu melangkah mundur lalu berkata, "Menjauhlah dari air panas."
"Saya menegurmu atas nama Yesus," kata Sonya Massey sebagai tanggapan.
"Hah?" tanya polisi itu.
"Saya menegurmu atas nama Yesus," ulangnya.
Baca juga: Kasus Penembakan Donald Trump: Aparat Seharusnya Bisa Cegah Pelaku 6 Menit sebelum Menembak
"Lebih baik kau tidak melakukannya atau aku bersumpah demi Tuhan akan menembakmu tepat di wajahmu," kata Sean Grayson.
Ia lalu mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke arah perempuan itu.
Perempuan itu menunduk dan berkata, "Maafkan aku" sambil menurunkan panci itu, seperti yang terlihat dalam video, seperti dilaporkan CNN.
"Jatuhkan panci itu!" teriak kedua polisi itu.
Beberapa detik kemudian terdengar tiga tembakan dari pistol yang dibawa oleh polisi itu.
Setelah beberapa detik hening, seorang polisi berkata, "Tembakan dilepaskan" dan memanggil layanan medis darurat.
Namun, Sean Grayson memberi tahu rekannya bahwa Sonya Massey tidak memerlukan bantuan medis karena ia sudah tewas.
Rekan polisinya bermaksud untuk mengambil peralatan medis, tetapi Sean Grayson menjawab, "Tidak, dia sudah tewas. Kamu bisa mengambil peralatan medis tetapi tadi adalah tembakan di kepala."
Sean Grayson kemudian pergi ke mobilnya untuk mengambil perlengkapan medisnya sendiri.
Saat kembali ke rumah, ia bertanya apakah ada yang bisa ia lakukan dan rekannya menjawab "Tidak."
"Baiklah, aku bahkan tidak akan membuang-buang perlengkapan obatku," kata Sean Grayson.
Beberapa menit setelah penembakan, Grayson berbicara kepada seorang petugas penegak hukum lainnya di luar rumah.
"Dia punya air mendidih dan mendatangi saya dengan air mendidih," katanya dalam video tersebut.
"Dia bilang dia akan menegur saya atas nama Yesus dan mendatangi (saya) dengan air mendidih," lanjutnya.
Polisi AS, Sean Grayson Hadapi 3 Tuduhan
Video itu dirilis dua minggu setelah kejadian itu dan beberapa hari setelah Sean Grayson didakwa atas kematian Sonya Massey.
Sean Grayson didakwa oleh dewan juri minggu lalu atas tiga tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan penyerangan berat dengan senjata api dan pelanggaran jabatan.
Ia telah mengajukan pembelaan tidak bersalah dan ditolak pembebasan praperadilannya, menurut catatan pengadilan.
Dalam konferensi pers hari Senin (22/7/2024), pengacara Ben Crump bersama anggota keluarga Sonya Massey mengatakan Sonya Massey memiliki masalah kesehatan mental tetapi tidak agresif terhadap para polisi.
"Dia butuh uluran tangan, bukan peluru di wajahnya," katanya, dikutip dari CBS News.
“Sampai kita memperoleh keadilan untuk Sonya Massey, kami mengecam sistem peradilan pidana yang diskriminatif ini atas nama Yesus,” katanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)