5 Poin Pidato PM Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS, Visi Pascaperang hingga Sindir ICC
Berikut ini lima poin pidato yang disampaikan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (24/7/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
Keluarga tawanan Israel di Gaza mengatakan kepada kantor berita AS NPR bahwa mereka berharap Netanyahu akan menggunakan pidatonya untuk mengumumkan "kesepakatan telah selesai".
Namun, Netanyahu mengecewakan harapan tersebut.
Sebaliknya, ia mengulang retorika sayap kanan yang dikecam sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan anti-Palestina.
"Ini bukan bentrokan antarperadaban. Ini bentrokan antara barbarisme dan peradaban," kata Netanyahu kepada Kongres.
“Ini adalah bentrokan antara mereka yang mengagungkan kematian dan mereka yang menyucikan kehidupan. Agar kekuatan peradaban menang, Amerika dan Israel harus bersatu."
"Karena ketika kita bersatu, sesuatu yang sangat sederhana terjadi: Kita menang, mereka kalah.”
Netanyahu juga menyerukan kekalahan Hamas sebagai prasyarat perdamaian, dan mengatakan ia akan puas dengan “kemenangan total” dan tidak kurang dari itu.
Dalam menjelaskan seperti apa kehidupan setelah perang, ia menggambarkan sebuah visi yang melibatkan pasukan Israel yang mempertahankan kontrol atas Gaza — sebuah prospek yang ditakutkan para kritikus dapat menyebabkan pemindahan dan penindasan lebih lanjut terhadap warga Palestina.
"Sehari setelah kita mengalahkan Hamas, Gaza yang baru bisa muncul," kata Netanyahu.
"Visi saya untuk hari itu adalah Gaza yang didemiliterisasi dan dideradikalisasi. Israel tidak berusaha untuk membangun kembali Gaza,"
"Namun untuk masa mendatang, kita harus mempertahankan kendali keamanan yang lebih tinggi di sana untuk mencegah bangkitnya kembali teror, untuk memastikan Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel."
“Generasi baru Palestina tidak boleh lagi diajarkan untuk membenci orang Yahudi, tetapi harus hidup damai dengan kami,” tambahnya.
AS telah mengirimkan bantuan militer kepada Israel sebesar $3,8 miliar per tahun, dan pada bulan April, Presiden Biden menandatangani paket bantuan yang akan menyediakan hingga $17 miliar dalam dukungan tambahan.
"Mempercepat bantuan militer AS dapat mempercepat berakhirnya perang di Gaza dan membantu mencegah perang yang lebih luas di Timur Tengah," kata Netanyahu kepada Kongres AS.
“Berikan kami alatnya lebih cepat, dan kami akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.”
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)