Bagaimana Mengatasi Kelangkaan Air Bersih di Kota Besar?
Kelangkaan air akibat eksploitasi dan krisis iklim semakin menghambat pertumbuhan kota-kota di dunia. Jawabannya adalah penghematan,…
Tokyo, salah satu kota terpadat di dunia, mencatatkan kehilangan air sebesar 15 hingga 20 persen akibat kebocoran pipa sampai beberapa dekade lalu.
Sekarang jumlahnya kurang dari tiga persen. Jaringan pipa sepanjang lebih dari 27.000 km itu terus dipantau, diperiksa kebocorannya dan diganti.
Pengelolaan air perkotaan yang efisien menjadi semakin penting di seluruh dunia untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Untuk proyek konstruksi baru, sistem pemipaan dapat direncanakan dengan lebih baik untuk menghindari kehilangan air.
Namun di banyak kota, infrastruktur air bersih masih menjadi hambatan terbesar, terutama di kawasan kumuh yang berkembang pesat. Sebaliknya, daerah yang lebih kaya biasanya mempunyai pasokan air yang lebih baik.
Sumber air dari langit
Selain sumber alami, air hujan yang dikumpulkan atau air limbah yang diolah, atau disebut air abu-abu, juga dapat digunakan untuk konsumsi sampingan seperti pembilasan toilet, mesin cuci, atau industri.
Di kawasan perkotaan baru, misalnya di Melbourne, Australia, dan Aarhus, Denmark, air hujan dialihkan dari jalan dan trotoar, disaring dan kemudian digunakan di bangunan sekitarnya.
Di banyak kota di AS, India, Taiwan, Spanyol, dan Turki, pengumpulan air hujan kini diwajibkan untuk bangunan baru.
Alih-alih membuang air limbah ke sungai setelah diolah, banyak kota kini mendorong penggunaan lebih lanjut.
Misalnya, sepertiga air di Beijing merupakan air limbah daur ulang. Hal ini terutama digunakan untuk tumbuh-tumbuhan, pembersihan jalan, pencucian mobil dan pembilasan toilet.
Taman kota di Madrid kini juga diairi dengan air limbah yang telah diolah. Di Singapura, air limbah yang telah diolah bahkan menjadi air minum kembali melalui tahap pemurnian lebih lanjut.
Konsep kota spon
Meskipun terjadi kekurangan air pada musim kemarau, jumlah hujan lebat dan banjir meningkat pada saat yang bersamaan.
Masalah yang dihadapi perkotaan bisanya adalah kapasitas pembuangan yang terbatas dan betonisasi permukaan tanah yang menghambat penyerapan alami air.
Dua kota di dunia sudah menjajaln konsep baru sebagai kota serapan air, yakni Wuhan di Cina dan Singapura.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia