7 Klaim Benjamin Netanyahu di Kongres AS: Fakta atau Kebohongan?
Apa saja klaim yang diucapkan Netanyahu selama pidato di Kongress? Apakah klaimnya benar atau hanya sebuah kebohongan belaka?
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Fakta: Netanyahu tidak memberikan bukti apa pun bahwa Iran mendanai pengunjuk rasa.
Pada tanggal 10 Juli, Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines mengatakan bahwa pemerintah Iran secara diam-diam mendorong protes Amerika dalam upaya untuk memicu kemarahan sebelum pemilu AS pada bulan November.
“Iran menjadi semakin agresif dalam upayanya memengaruhi urusan luar negeri, dengan tujuan untuk menimbulkan perpecahan dan merusak kepercayaan pada lembaga demokrasi kita,” kata Haines.
Namun Haines tidak menyebutkan pendanaan.
Protes antiperang meletus di kampus-kampus di seluruh AS dan di seluruh dunia pada bulan April.
Ketegangan meningkat ketika polisi New York melakukan penangkapan massal selama protes di Universitas Columbia.
Baca juga: Seberapa Kredibelkah Penghitungan Jumlah Korban Tewas Perang di Gaza?
4. Netanyahu tuduh Iran danai pengunjuk rasa
Netanyahu: “Saya punya pesan untuk para pengunjuk rasa ini: Ketika para tiran Teheran yang menggantung kaum gay di derek dan membunuh wanita karena tidak menutupi rambut mereka memuji, mempromosikan, dan mendanai Anda, Anda telah resmi menjadi orang-orang bodoh yang berguna bagi Iran.”
Faktanya: Tidak ada bukti bahwa Iran mendanai para pengunjuk rasa.
Namun, menurut pejabat tinggi intelijen AS, pemerintah Iran adalah salah satu dari beberapa pihak yang secara diam-diam mendorong protes Amerika atas perang Israel melawan Hamas di Gaza dalam upaya untuk memicu kemarahan menjelang pemilihan umum musim gugur.
5. Penargetan warga sipil
Netanyahu: “Jaksa ICC [Pengadilan Kriminal Internasional] menuduh Israel sengaja menargetkan warga sipil. Apa yang sebenarnya dia bicarakan? [Militer Israel] telah menyebarkan jutaan selebaran, mengirim jutaan pesan teks, melakukan ratusan ribu panggilan telepon untuk menyelamatkan warga sipil Palestina."
"Namun pada saat yang sama, Hamas melakukan segala cara untuk membahayakan warga sipil Palestina. Mereka menembakkan roket dari sekolah, rumah sakit, dan masjid.”
Fakta: Hingga hari Senin (22/7/2024), militer Israel telah menandai 83 persen wilayah Jalur Gaza sebagai wilayah yang tidak aman bagi warga sipil Palestina.
Bagian wilayah ini telah dinyatakan sebagai "zona terlarang" oleh Israel atau penduduk telah diberi perintah evakuasi , sebagaimana dilaporkan oleh PBB.
Seluruh lingkungan di Gaza utara telah dihancurkan sementara "zona aman" di Gaza selatan menyusut.