Mantan Pejabat Senior Fatah Mohammad Dahlan Dipertimbangkan untuk Pimpin Gaza setelah Perang
Mohammad Dahlan disebut-sebut sebagai sosok ideal untuk pimpin Gaza setelah perang. Namun ia berkata akan menolak tawaran tersebut.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Oleh karena itu, laporan-laporan ini perlu ditanggapi secara serius dan menilik kembali asal-usul Dahlan dan situasi terkini di Gaza.
Latar belakang Dahlan
Dahlan lahir di Khan Yunis, Gaza pada 29 September 1961.
Masih mengutip The Jerusalem Post, Khan Yunis juga merupakan kampung halaman bagi banyak pemimpin penting Hamas di Gaza saat ini.
Intinya, orang dapat menyimpulkan bahwa Gaza pada dasarnya telah dipimpin oleh orang-orang Khan Yunis dalam beberapa dekade terakhir.
Sebuah profil di Majalah New Lines oleh Neri Zilber pada tahun 2020 memberikan insight tentang karier Dahlan dan pilihannya untuk mengasingkan diri.
Setelah kematian mantan presiden Palestina Yasser Arafat pada bulan November 2004 dan pemilihan Abbas sebagai presiden Palestina yang baru, Dahlan diberi lebih banyak kekuasaan, menjabat sebagai Menteri Urusan Sipil.
Posisi itu membuatnya secara efektif menjadi perantara utama Palestina dengan Israel.
Baca juga: 8 Tawanan Palestina Dibebaskan IDF, Akui Disiksa dan Diancam di Penjara
Ia mengundurkan diri dari jabatannya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen tahun 2006.
Ia mengamankan posisi teratas di distrik Khan Yunis melawan banyak kandidat Fatah dan Hamas.
Orang-orang yang mengenal Dahlan – bahkan lawan-lawannya – menyoroti kecerdasan dan kepintarannya.
"Usianya belum 60 tahun, tetapi masih muda, bercukur bersih, dengan rambut hitam yang lebat. Ia juga tampak seperti pemain kekuatan Arab modern, berpakaian jas yang dirancang dengan indah sejak awal menjabat sebagai kepala keamanan Gaza," tulis majalah New Lines.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.