Netanyahu Ingin Buat 'Persekutuan Abraham' Berisi Israel, Arab, dan AS, Pakar: Lucu, Tak Realistis
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengusulkan pembentukan suatu aliansi atau persekutuan yang berisi Israel, AS, dan negara-negara Arab.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
“Karena lobi Israel sangat kuat di AS, terutama di parlemen,” kata Kamrava.
Dia berkata semua partai dan tokoh-tokoh besar di AS dari Joe Biden, Donald Trump, dan Kamala Harris sudah menyatakan diri sebagai Zionis atau menyampaikan dukungan kuat kepada Israel.
Sementara itu, Netanyahu masih terperosok dalam “kekacauan politik yang dalam dan tak berpengharapan”.
“[Netanyahu] menghadapi tekanan dari [sayap] kiri yang ingin sandera dipulangkan, tekanan dari tentara Israel, yang sudah berkata bahwa saat ini tak bisa memulangkan sandera yang tersisa dengan terus menggunakan kekerasan dan melanjutkan perang,” katanya.
Namun, di sisi lain, Netanyahu juga mendapat tekanan dari sayap kanan Israel agar melenyapkan warga Palestina seluruhnya.
Menurut Kamrava, hal yang bisa menyelamatkan Netanyahu saat ini ialah melanjutkan perang dan memainkan isu ancaman Iran.
Perluasan dari Kesepakatan Abraham
Netanyahu menyebut “Persekutuan Abraham” nanti akan menjadi perluasan dari Kesepakatan Abraham, yakni perjanjian normalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab.
“Setelah Perang Dunia Kedua, Amerika membentuk aliansi keamanan di Eropa untuk melawan ancaman Soviet yang makin besar. Begitu juga Amerika dan Israel saat ini bisa membentuk aliansi keamanan di Timur Tengah untuk melawan ancaman Iran yang makin besar,” ujar Netanyahu dalam pidatonya di depan parlemen AS.
Dia menyinggung serangan rudal dan pesawat nirawak Iran yang menargetkan Israel pada bulan April lalu.
Menurut Netanyahu, pesawat AS, Inggris, Prancis, dan Yordania dikerahkan untuk membantu Israel. Kemudian, negara-negara teluk memberikan bantuan intelijen.
PM Israel menyebut seperti itulah potensi aliansi itu dalam melawan Iran.
“Aliansi baru yang saya bayangkan ini akan menjadi perluasan alami dari Kesepakatan Abraham,” katanya.
Adapun Kesepakatan Abraham ditandatangani tahun 2020 dengan AS sebagai penengah. Dalam kesepakatan itu Israel menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.
Netanyahu kemudian menyebut usulnya sebagai “Persekutuan Abraham”.
(Tribunnews/Febri)